Facebook Pengaruhi Harga Diri

Nur Resti Agtadwimawanti

Editor

Facebook Pengaruhi Harga Diri
Facebook Pengaruhi Harga Diri

Intisari-Online.com - Situs jejaring sosial menjamur. Orang-orang juga suka beraktivitas di jejaring sosial. Setidaknya, itulah simpulan dari 900 juta pengguna Facebook aktif. Sampai saat ini pun, Facebook masih didaulat sebagai salah satu situs yang aktif dikunjungi di web, kedua setelah Google, seperti dilansir dari sciencedaily.com.

"Meskipun bernama 'jejaring sosial', banyak kegiatan di situs itu yang ternyata fokus pada diri sendiri," kata Gentile Brittany, seorang kandidat doktor UGA yang melihat pengaruh jejaring sosial terhadap harga diri dan narsisisme. Menurut penelitian yang dipublikasikan bulan ini oleh Computers in Human Behavior, 526 juta orang yang log-in ke Facebook setiap hari dapat meningkatkan harga diri mereka.

Gentile, bersama dengan Profesor Psikologi UGA, Keith Campbell, dan Profesor San Diego State University, Jean Twenge, meminta mahasiswa untuk menyunting halaman jaringan sosial mereka di MySpace atau Facebook atau Google Maps. Mereka yang menyunting halaman MySpace ternyata punya nilai yang lebih tinggi dalam hal kenarsisan. Sementara mereka yang menghabiskan waktu di halaman Facebook punya nilai yang lebih tinggi dalam hal harga diri.

"Menyunting profil diri sendiri dan membangun citra diri Anda pada situs-situs jejaring sosial, bahkan hanya untuk waktu singkat, tampaknya memiliki efek pada bagaimana Anda melihat diri Anda," kata Campbell, ketua departemen psikologi di UGA Franklin College of Arts and Sciences. "Mereka merasa lebih baik dalam memandang diri mereka sendiri. Di satu sisi terkait dengan narsisme dan di sisi lain, harga diri."

Gentile mengatakan, meskipun hanya menghabiskan 15 menit untuk menyunting halaman MySpace dan menulis beberapa hal sudah cukup menunjukkan bahwa situs jejaring sosial punya pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kepribadian dan identitas. Perbedaan dalam format situs mungkin menjadi salah satu alasan mengapa MySpace menimbulkan efek narsisme yang lebih tinggi, sedangkan Facebook lebih terkait tentang harga diri. "Kedua situs beroperasi secara berbeda," kata Gentile. "Pada MySpace Anda tidak benar-benar berinteraksi dengan orang lain. Halaman-halaman menyerupai halaman web pribadi. Dan banyak orang telah menjadi terkenal di MySpace, sedangkan Facebook memiliki profil standar."

Beberapa studi sebelumnya menemukan adanya peningkatan dalam beberapa era mengenai harga diri dan narsisme. Nah, penelitian yang baru saja dilakukan ini untuk menunjukkan bahwa meningkatnya popularitas situs jejaring sosial mungkin saja memainkan peran dalam tren tersebut. "Situs jejaring sosial merupakan produk dan penyebab munculnya suatu masyarakat yang egois," kata Campbell. "Narsisme dan harga diri mulai meningkat pada 1980-an. Karena Facebook baru muncul hanya sekitar tujuh tahun yang lalu, artinya ia bukanlah penyebab utama tapi sebagai penguat."

Namun, jejaring sosial tidak serta-merta dilihat sebagai solusi untuk membangun harga diri. "Idealnya, harga diri bukanlah sesuatu yang bisa kita dapatkan dengan jalan pintas. Harga diri adalah konsekuensi dari kehidupan yang baik, bukan sesuatu yang coba kita kejar."