Intisari-Online.com - Penalti menjadi jalan terakhir untuk menentukan pemenang pada pertandingan sepak bola saat memasuki fase hanya sekali bertanding. Di final Piala Eropa 2012 adu penalti dimulai pada babak perempat final. Kesebelasan Inggris termasuk salah satu tim yang kalah karena adu penalti ini.Kegagalan memasukkan bola saat adu penalti bukan milik pemain tak terkenal. Ini lebih ke soal mental. Pemain sekelas Christian Ronaldo pun pernah gagal mengeksekusi bola dari jarak 11 m dari garis gawang.Dalam soal adu tos-tosan ini, para kiper bisa mengintip hasil penelitian Ofer Azar, ahli psikologi ekonomi di Israel. Menurut Azar, cara terbaik menggagalkan tendangan penalti adalah diam di tempat! Sebuah paradoks sebab 93,7 persen dari kejadian tendangan penalti, kiper justru bereaksi dengan melompat ke kanan atau ke kiri. Ada yang tepat mengarah ke bola, banyak pula yang terkecoh.Azar menganalisis 286 tendangan penalti yang terjadi dalam pertandingan antara negara-negara elite sepak bola di dunia. Terungkap bahwa 33,3 persen penyelamatan gawang dari tendangan penalti terjadi ketika kiper diam di tempat. Sedangkan kiper yang bergerak ke kanan dan gagal menepis bola sebanyak 12,6 persen dan 14,2 persen kiper bergerak ke kiri dan bola tetap masuk ke jaring gawang.Para peneliti masalah ini percaya bahwa keanehan itu merupakan bentuk kebalikan manifestasi dari efek inaksi atau bias penghilangan. Efek yang dikenal di dalam psikologi ekonomi ini bermakna bahwa orang-orang cenderung menderita penyesalan yang jauh lebih dalam setelah sebuah tindakan negatif yang dilakukannya ketimbang atas tindakan yang belum sempat dilakukannya.Pada kasus penjaga gawang, para kiper akan merasa sangat menyesal jika terjadi gol sementara ia diam saja di tengah gawang. Nah, dengan melakukan lompatan ke kanan atau ke kiri sesuai prediksi penjaga gawang terhadap arah tendangan, mereka akan merasa sudah mencoba untuk menyelamatkan gawang.Asumsi tadi sejalan dengan jajak pendapat yang dilakukan Azar dan koleganya terhadap 32 kiper di liga Israel. Dari 15 kiper yang menyatakan bahwa penempatan posisi bisa membuat beda perasaan bersalah ketika gol terjadi saat tendangan penalti, 11 di antaranya mengaku merasa sangat menyesal jika mereka tidak bergerak.Nah, kiper yang tahu hasil analisis Azar mungkin malah dilematis. Namun tak ada salahnya dicoba 'kan. Jadi, cobalah untuk diam di tengah gawang saja wahai para penjaga gawang! (Koran Tempo)