Horor Bernama James Holmes (1)

J.B. Satrio Nugroho

Editor

Horor Bernama James Holmes (1)
Horor Bernama James Holmes (1)

Intisari-Online.com - Peristiwa horor terjadi pada Jumat lalu, tengah malam waktu Colorado, di sebuah bioskop setempat. Seorang lelaki berusia 24 tahun bernama James Holmes memuntahkan peluru dari senapan semi-otomatisnya ke arah penonton film The Dark Knight Rises. Hasilnya 12 orang tak berdosa tewas dalam kejadian itu, termasuk Veronica Moser, gadis kecil yang baru berusia 6 tahun. Belum termasuk sekitar 58 orang yang terluka.

Sebenarnya, siapa James Holmes? Apa yang dia pikirkan saat itu, sehingga merasa berhak mencabut nyawa belasan orang, sekaligus membuat drama horor yang sesungguhnya untuk seluruh umat manusia? Kenapa juga di bioskop? Kenapa pula pada saat pemutaran film perdana manusia kelelawar yang sohor itu?

Para pakar psikologi mulai menganalisis, mengais data mengenai sosok pendiam ini. Dari data yang berhasil dihimpun para psikolog ini, ditengarai James Holmes adalah ”seorang yang jiwanya tergganggu sangat dalam”, seperti dikutip dari ABC News.

James Eagan Holmes, demikian nama lengkapnya, dikenal sebagai pemuda yang pendiam, “introver namun ramah". Ayahnya adalah seorang ahli matematika, sedangkan ibunya adalah seorang perawat. Holmes tumbuh di lingkungan menengah ke atas di San Diego, California. Salah satu teman SMA-nya, Matt Stevens, seperti dikutip dari The Los Angeles Times, menceritakan, “Dulu dia suka main kartu, video games, dan menonton film.”

Meski pemalu, ternyata Holmes adalah orang yang pintar. Dia memperoleh beasiswa dari University of California, Riverside, dan lulus dengan nilai “tertinggi dari yang tinggi”. Holmes juga termasuk dalam 6 mahasiswa thesis doktoral, yang sedang berjuang mendapatkan bantuan pendidikan dari National Institutes of Health di bidang neuroscience di University of Colorado, Denver.

Namun demikian, nilainya kian merosot. Dia berjuang keras untuk tetap mendapatkan nilai mencukupi di tes thesisnya, namun gagal. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dari kuliah.

Pada masa terpuruk itu, Holmes menjadi pengunjung setia situs-situs perjodohan. Seperti Match.com dan AdultFriendFinder.com. Dia menjadi semakin introver di dunia nyata, namun tidak di dunia maya. Dari dunia maya pula dia mendapatkan “perlengkapan perang”-nya. Ribuan peluru, pistol, dan senapan semi-otomatis memenuhi apartemennya di Aurora, Colorado. Bahkan saat dia kabur dari bioskop setelah aksi brutalnya, dia mengenakan perlengkapan taktis perang lengkap: helm balistik, masker gas, pelindung leher, rompi, dan celana tentara. Karena penampilan perang profesional ini pula petugas keamanan hampir salah menduga, Holmes adalah salah satu anggota SWAT.

Holmes, yang mengaku berperan sebagai Joker, tokoh villain(penjahat) musuh Batman, itu mempunyai apartemen yang kerap gaduh dengan suara musik techno. Saat kejadian pun, masih terdengar suara musik dari perangkat audionya, sebelum akhirnya mati secara otomatis pada tengah malam, ketika Holmes baru berada di bioskop. Apartemennya juga dilengkapi dengan bahan peledak yang bisa terpicu ketika ada yang memasuki apartemennya tanpa seizinnya. Apartemen itu seperti laboratorium, “ilmuwan gila, persis seperti yang ada di film,” tutur Pierre Thomas, jurnalis kriminal seperti dikutip dari ABCNews. Di sana juga terdapat poster Batman dan tiruan topeng Batman. (*)