Pekerja Shift Rentan Sakit Jantung

Nur Resti Agtadwimawanti

Editor

Pekerja Shift Rentan Sakit Jantung
Pekerja Shift Rentan Sakit Jantung

Intisari-Online.com - Pekerja shift lebih berisiko terkena serangan jantung atau stroke dibandingkan dengan pekerja non-shift. Itulah penelitian terbaru seperti dilansir dari bbc.co.uk. Penelitian ini menunjukkan bahwa kerja shift dapat mengganggu jam biologis tubuh dan memiliki efek buruk terhadap gaya hidup.

Pada penelitian sebelumnya, pekerja shift juga dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Artinya, menurut para ahli, membatasi kerja shift malam akan sangat membantu untuk kesehatan kita. Asal tahu saja, setidaknya terdapat 17.359 kejadian koroner, termasuk serangan jantung. Kejadian-kejadian ini ternyata lebih umum terjadi pada pekerja shift dibandingkan dengan non-shift.

Dan Hackam, profesor dari Western University, Kanada, mengatakan, pekerja shift lebih rentan terhadap tidur dan makan yang buruk. "Pekerja shift malam terjaga sepanjang waktu dan mereka tidak memiliki waktu istirahat," ujarnya. Makanya pekerja shift juga perlu edukasi tentang hal ini.

Jane White, peneliti dan manajer informasi jasa di Lembaga Keselamatan dan Kesehatan, mengatakan bahwa ada masalah yang kompleks seputar kerja shift. "Kerja shift dapat mengganggu nafsu makan dan pencernaan atau ketergantungan pada obat penenang. Tentu ini berpengaruh terhadap kinerja. Akibatnya bisa meningkatkan kemungkinan kesalahan dan kecelakaan kerja, bahkan berdampak negatif pada kesehatan," tambahnya.

Efek negatif shift kerja sebetulnya bisa ditanggulangi bila dikelola dengan baik. Misalnya menghindari kerja shift malam yang permanen atau membatasi maksimum shift 12 jam. Bagi yang bekerja shift, bagaimana kondisi Anda?