Intisari-Online.com – Seorang profesor kesehatan di New York University, Shiela Strauss, mengatakan bahwa mulut adalah jendela kesehatan. Melalui kondisi mulut, kita tidak hanya bisa mendeteksi risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung, tetapi juga osteoporosis.
Hugh Devlin, seorang ahli kesehatan gigi di Manchester University, bahkan merintis teknologi Osteodent, serangkaian alat yang dirancang untuk mendeteksi risiko osteoporosis, hanya dengan melihat sejarah gigi selama beberapa tahun.
Dalam serangkaian percobaan, ia menemukan kondisi tulang rahang dan gigi sangat identik dengan kondisi keseluruhan tulang. Gangguan yang muncul di daerah rahang dan gigi menunjukkan adanya masalah dengan kepadatan tulang dalam tubuh. Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil sinar X gigi dari 5.000 pasien berusia antara 15 dan 94 tahun.
Temuan inilah yang kemudian mendorongnya untuk mengembangkan yang dapat menilai risiko osteoporosis. Dari hasil yang muncul, ia berharap dokter gigi aktif untuk merekomendasikan perlunya pasien melakukan pemeriksaan dokter spesialis.
“Peranti lunak seperti Osteodent bisa menyelamatkan nyawa dengan diagnosis dini dan pengobatan, termasuk terapi pencegahan tulang rapuh. Selain itu, juga dapat menghemat uang,” kata Devlin. Teknologi ini merupakan harapan baru yang diberikan sejauh tidak ada cara yang mampu memprediksi risiko osteoporosis. Bila setelah seseorang mengalami patah tulang, diagnosis masih sulit.
Osteoporosis merupakan kondisi penyakit yang mempengaruhi kepadatan tulang. Kondisi ini membuat penderita menjadi lemah dan lebih rentan terhadap keropos tulang dan patah tulang.