Intisari-Online.com - Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Ungkapan itu menegaskan pengakuan keberadaan dua jenis kelamin (seks) yang berbeda: laki-laki dan perempuan. Sementara untuk spesies makhluk lain ada jantan dan betina.
Lantas, kita sering menemukan dua tanda atau simbol yang masing-masing menunjuk pada dua jenis kelamin yang berbeda tersebut. Dua simbol itu adalah lingkaran dengan tanda silang di bawahnya (?) bagi perempuan, dan tanda bergambar lingkaran dengan tanda panah menunjuk arah jam 2 (?) untuk laki-laki. Keduanya bisa kita temui di banyak tempat, misalnya, dalam di toilet, iklan KB, brosur obat, atau di tempat-tempat publik seperti di stasiun, terminal, taman kota, mal, bandara, dan tempat lainnya.
Apa sebenarnya arti dari simbol-simbol itu? Dari mana asalnya?
William T. Stearn, dalam ulasannya, “The Origin of Male and Female Symbols of Biology”, di Jurnal Taxon (1962), menyebutkan simbol tersebut mulanya digunakan untuk membedakan jenis kelamin biologis suatu organisme atau individu. Adalah Carl Linnaeus (1707-1778), yang pertama kali mempopulerkan kembali simbol tersebut di era modern melalui bukunya, Species Plantarum (1751). Dia menggunakan simbol itu untuk menunjukkan jenis kelamin efektif tanaman. Simbol ? untuk organisme jantan, dan simbol ? untuk organisme betina.
Namun sebenarnya muasal simbol itu jauh lebih tua lagi. Soalnya, biolog asal Swedia itu menggunakan kedua simbol tersebut dengan merujuk pada berbagai literatur kuno. Mengapa? Usut punya usut, simbol itu ternyata mempunyai sejarah yang cukup kompleks karena berkaitan dengan astrologi, mitologi, alkemi, farmasi, phaleografi, dan beberapa bidang lain.
Agar mudah mengkomunikasikan perbedaan jenis kelamin, masyarakat manusia zaman dahulu memang punya caranya sendiri, yakni melalui gambar atau simbol. Ya, sebelum mengenal aksara atawa alfabet sebagaimana lazim digunakan sekarang, manusia menciptakan simbol dan gambar sebagai medium komunikasi. Para arkeolog menyebut huruf bergambar ini sebagai hiroglif. Menurut filsuf modern Ernest Cassirer, karena kemampuannya ini manusia bisa dilihat sebagai makhluk simbol (homo symbolicus).
Simbol laki-laki, lingkaran dan tanda panah (?), dihubungkan dengan maskulinitas. Misalnya, aktivitas berburu dengan membawa tombak pada manusia kuno. Sedangkan gambar lingkaran dengan tanda silang di bawahnya (?) merujuk pada perempuan yang senang bercermin. Hal ini menunjukkan bahwa kedua simbol ini memang sudah lama digunakan untuk mewakili laki-laki dan perempuan.
Dalam bidang astrologi, simbol ? menunjuk planet Mars dan simbol ? menunjuk planet Venus. Dalam mitologi Romawi Kuno, tanda lingkaran dengan panah melekat di sekitar posisi jam dua ? merupakan lambang dari Mars atau dewa Ares, sang Dewa Perang. Jelas, ini menunjukkan maskulinitas, sesuatu yang juga pernah dihubungkan sejarahwan Denys Lombard dengan “machoisme zaman”. Wajarlah jika kemudian di era sekarang simbol ini ditujukan pada kaum laki-laki.
Adapun lingkaran dengan tanda silang menempel di bagian bawah (?) berarti perlambang Venus, atau dalam mitologi Yunani disebut Dewi Aphrodite. Artinya, dewi cinta dan kecantikan, serta simbol kewanitaan. Tak heran jika kemudian simbol ini dilekatkan pada kaum hawa.
Ada juga yang mengatakan bahwa simbol tersebut telah mengalami perubahan sejak lama, dan disesuaikan dengan perubahan bentuk fisik laki-laki dan perempuan.
Hanya saja, di era Renaissans, kedua simbol itu malah digunakan dalam bidang alkemi (cikal bakal ilmu kimia modern). Sebagai simbol, ia digunakan untuk memudahkan mengenali elemen logam besi dan tembaga. Namun, berbeda dengan penggunaan simbol jender yang kian meluas, simbol yang sama di bidang alkemi kini tak lagi digunakan di bidang kimia sekarang.
Lalu bagaimana jika dua simbol jenis kelamin yang berbeda atau sama digabungkan?
Dalam kenyataannya, ini bisa berarti beberapa hal. Namun umumnya orang menyepakati jika simbol dua jenis kelamin yang digabungkan artinya menunjukkan simbol heteroseksual. Pada dekade 1970-an kaum gay pria mulai menggunakan dua simbol laki-laki untuk melambangkan homo seksualitas mereka.
Kemudian disusul oleh beberapa lesbian yang menggunakan dua simbol perempuan untuk menunjukkan homoseksualitas mereka. Jika tiga simbol perempuan digabungkan artinya menunjukkan persaudaraan perempuan. Yang terakhir ini diusung oleh kelompok yang membawa aspirasi gerakan perempuan (feminisme).(Dari pelbagai sumber)