Intisari-Online.com - Gara-gara dipakai sebagai atribut kampanye Jokowi-Ahok dalam Pilkada DKI kemarin, baju kotak-kotak bikin heboh. Baju kotak-kotak tiba-tiba menyedot perhatian orang ramai. Tak hanya di ibu kota, tetapi di seluruh republik ini. Bisa jadi tak ada alasan khusus di balik pilihan Jokowi-Ahok menggunakan baju kotak-kotak, selain karena “kebetulan”. Tapi bila kita telisik lebih jauh, baju kotak-kotak bukan sekadar motif yang berurusan dengan estetika atau kenyamanan berbusana belaka. Ada banyak cerita dan pemaknaan orang terhadap baju kotak-kotak dan asal-usulnya.
Dalam sejarah Nusantara, kita menemukan kain motif kotak-kotak identik dengan pakaian adat Bali. Khususnya pakaian Pecalang. Jauh sebelumnya, kain kotak-kotak kerap digunakan sebagai pakaian pohon dan patung-patung penjaga rumah dan pura. Namun, belum ditemukan alasan yang jelas di balik tradisi ini.
Di Barat, baju kotak-kotak memang baru populer ketika diadopsi menjadi pakaian kebesaran bangsa Skot di abad ke-17. Di sini, baju kotak-kotak menjadi simbol pemberontakan mereka kepada tirani Inggris yang kemudian melarangnya sejak pemberontakan tahun 1746. Di luar itu, bisa jadi baju kotak-kotak muncul di zaman yang lebih awal. Maka, relevan jika tim kampanye Jokowi-Ahok mengklaim kemeja kotak-kotak sebagai simbol penolakan terhadap kemandekan Jakarta.
Di abad ke-20, baju kotak-kotak adalah pilihan berbusana dari para hipster, pencinta musik rock. Komunitas subkultur yang dikenal selalu mengekplorasi kemungkinan-kemungkinan penciptaan baru yang datang dari perkawinan budaya kelompok minoritas ini seringkali ditemukan memakai baju kotak-kotak. Kemeja kotak-kotak juga kerap dipakai kaum koboi. Bahkan ketika jenis baju ini masih berbahan flannel.
Akhir dekade 1960-an, gerakan persamaan derajat perempuan mengadopsi motif kotak-kotak untuk melawan budaya patriarki yang secara sewenang-wenang mengkotak-kotakkan motif pakaian berdasarkan jenis kelamin. Dekade 1990-an, flanel kotak-kotak merupakan simbol pemberontakan “grunge”. Tak heran, bila Kurt Cobain selalu mengenakan baju kotak-kotak.
Ceritanya menjadi berbeda ketika kini baju kotak-kotak pun mengalami komodifikasi. Ia telah menjadi simbol arus utama. Tapi sebagai busana, kemeja kotak-kotak di mata banyak orang tetaplah mencerminkan semangat orang yang kreatif, menyukai seni, sederhana, dan santai.