Intisari-Online.com - Apakah dia perempuan? Dapatkah saya kawin dengannya? Apakah dia sedang sakit? Apa yang baru saja dia makan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut ternyata dapat dijawab hanya dengan memanfaatkan isyarat bau.
Itulah yg dilakukan oleh para tikus untuk mencari informasi dari tikus yang dirasa asing olehnya. Tanpa memiliki kemampuan untuk berbicara satu sama lain, maka tikus hanya bisa mengendus untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi.
Bahkan penelitian terbaru menunjukkan bahwa perilaku mengendus yang dilakukan tikus juga melayani fungsi sosialnya. Dengan mengendus, mereka dimungkinkan untuk menegaskan kembali status hierarki dan menjaga ketertiban.
Daniel Wesson, neuroscientist dari Case Western Reserve University School of Medicine, meneliti bagaimana tikus mengendus satu sama lain ketika mereka ditempatkan di kandang yang sama.
Dalam pengamatan awal, Wesson melihat bahwa ketika salah satu tikus mulai mengendus tubuh tikus lainnya dari arah belakang, kedua tikus menaikkan tingkat pengendusan. Namun, ketika satu tikus mulai mengendus tikus lain dari sisi mukanya, tikus yang lain akan mundur dan menolak aksi pengendusan tersebut.
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada tikus yang dominan (lebih besar dan lebih agresif). Mereka justru tidak menurunkan tingkat pengendusan mereka, malah terkadang meningkatkannya. Terutama jika yang mengendus adalah tikus yang kalah dominan dibanding dirinya.
Namun, ketika tikus dominan mulai mengendus wajah “bawahannya,” dan tidak mendapatkan respon balik (diendus), maka tikus yang dominan akan dengan cepat menunjukkan perilaku agresif (menendang, menggigit atau menerkam).
Temuan ini membuat Wesson berani menyatakan bahwa mengendus dapat membantu menegaskan tingkat dominasi seekor tikus dibanding tikus yang lainnya. Pengendusan juga dapat membantu tikus yang kalah dominan untuk menenangkan tikus yang lebih dominan dan mencegah terjadinya agresi. (LiveScience)