Setiap 2 Minggu, 1 Bahasa Punah

Rusman Nurjaman

Editor

Setiap 2 Minggu, 1 Bahasa Punah
Setiap 2 Minggu, 1 Bahasa Punah

Intisari-Online.com - Sekitar separo dari 7.000 bahasa ibu yang dipakai di Bumi akan punah! Itu perkiraan para pakar. Waktunya sebelum abad berganti. Masyarakat akan mengganti bahasa ibunya dengan bahasa Inggris, Mandarin, dan Spanyol. Saat ini saja, satu bahasa punah setiap 14 hari atau 2 minggu.

Fakta tersebut menegaskan bahwa bahasa mengiringi kekuasaan. Dalam era yang kian mengglobal dan homogen, bahasa-bahasa yang mendominasi komunikasi dan perdagangan dunia melompati batas geopolitik dan geografi. Bahasa yang lebih kecil tersingkir ke ambang kepunahan. Data UNESCO menunjukkan saat ini sedikitnya 2.724 bahasa terancam punah atau punah. Dari jumlah itu, 254 di antaranya tidak ada penuturnya sejak tahun 1950. Data ini berdasarkan derajat pemakaian bahasa antargenerasi.

Di Asia, misalnya, diperkirakan ada 933 bahasa yang saat ini terancam punah. Di Eropa 177 bahasa yang dihidupi 66,4 juta penutur terancam punah. Sementara di Amerika 866 bahasa dengan 16,2 juta penutur terancam punah.

Selain dominasi bahasa perdagangan dunia, beberapa sebab lain ikut andil. Di kawasan Siberia Timur, kebijakan pendidikan meredam penggunaan sekitar 20 bahasa pribumi. Warga di sana dianjurkan untuk mengutamakan bahasa Rusia dan beberapa bahasa daerah lain yang dominan.

Adapun di Amerika, bahasa Spanyol dan Portugis menyingkirkan bahasa-bahasa pribumi. Di Australia Utara, orang Aborigin tercerai-berai, setelah kehilangan tanah adatnya dan bahasa mereka yang kini berjumlah 150, pupus perlahan-lahan.

Sebaliknya, beberapa bahasa justru menunjukkan gejala dominasi yang kian hegemonik. Hampir setengah warga dunia berbicara dengan sepuluh bahasa yang dominan ini: Cina, Spanyol, Inggris, Arab, Hindi, Bengali, Portugis, Rusia, Jepang, dan Jerman. (*)