Intisari-Online.com – Beberapa orangtua mempercayai bila hukuman fisik merupakan cara terbaik agar anak-anak disiplin ketika mereka berbuat nakal. Memukul, menampar, atau berteriak pada anak-anak adalah hal yang umum dilakukan orangtua untuk menghentikan anak-anak dari kenakalannya.
Namun, hukuman fisik seperti memukul atau menampar akan membuat anak menjadi pemberontak dan agresif di masa depan. Temuan ini berdasarkan penelaahan selama 20 tahun terakhir yang mengungkapkan, anak-anak yang sering dihukum dengan kekerasan fisik atau berteriak, semakin besar kemungkinan mereka menampilkan perilaku yang sama saat dewasa.
Para peneliti menyatakan, mendisiplinkan anak melalui hukuman fisik merupakan sesuatu yang kontra-produktif. Penelitian ini juga mengingatkan, kekerasan selama tumbuh kembang anak berisiko tinggi mengakibatkan gangguan mental seperti depresi. Penelitian yang melibatkan 500 keluarga juga mengungkapkan, anak-anak yang jarang dihukum secara fisik jauh lebih taat kepada orangtua mereka.
Selama 20 tahun terakhir, hukuman fisik berkurang drastis. Namun, jajak pendapat terbaru di AS menemukan, kebanyakan orangtua menyatakan mereka menggunakan "kurungan kamar" (time out) atau dengan mainan sebagai hukuman. Seperlima dari mereka cenderung memukul anak-anak mereka.
Para penulis merekomendasikan agar orangtua mendidik anaknya tanpa kekerasan dan menggunakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan disiplin anak. “Dalam kaca mata orangtua, bisa saja tindakan anak mereka nakal, memberontak, atau melakukan yang buruk. Tapi anak-anak merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang normal sesuai dengan perkembangan mereka,” kata Dr. Joan Durrant dariUniversitas Manitoba dan RS Anak Ron Ensom, Ontario Timur, kepada HealthNews.
Membuat aturan, namun menjelaskan mengapa aturan itu dibuat, bisa dijadikan cara yang lebih efektif untuk “menghukum” anak-anak. Cara lain dengan mengabaikan mereka selama sekitar 10 detik sebelum mengarahkan tindakan mereka.