Selalu Ada Cara Usir Kesepian

Agus Surono

Editor

Selalu Ada Cara Usir Kesepian
Selalu Ada Cara Usir Kesepian

Intisari-Online.com - Entah kesepian itu karena kehilangan pacar atau pasangan hidup, atau mata pencarian, entah karena Anda memang orang yang suka menyendiri, selalu ada cara untuk mengatasinya.

Ternyata orang yang paling kesepian adalah remaja, bukan orang-orang setengah baya. Begitu hasil penelitian ekstensif Dr. Ladd Wheeler, profesor psikologi pada University of Rochester dan Dr. Phillip Shaver, profesor psikologi pada University of Denver di AS. Mengapa justru remaja? Soalnya, remaja belum menemukan identitas diri mereka. "Dunia mereka belum berstruktur dan mereka belum menemukan tempat yang cocok di dalamnya."

Dr. Shaver menjelaskan bahwa remaja yang baru mencoba hidup terpisah dari orangtua dan keluarga mengalami saat paling sulit dalam menguji kemampuan psikologi sosialnya. "Sekali pernah menjadi orang dewasa, Anda akan tahu cara menanggulangi rasa sepi," kata Shaver.

Para peneliti menyebutkan dua kategori kesepian.

  1. Sepi karena keadaan.Kesepian karena keadaan dapat terjadi jika Anda tiba-tiba pergi ke tempat baru atau kehilangan kekasih. Anda akan terus merasakannya sampai Anda menemukan teman baru atau mendapatkan kekasih pengganti. Kesepian macam di atas pada usia setengah baya biasanya terjadi apabila berubah pekerjaan, entah karena dipecat, dipromosikan, atau pensiun.
  2. Kesepian karena merupakan watak.Kesepian macam ini terjadi karena mungkin pernah kehilangan orang tua di masa kanak-kanak, entah akibat meninggal atau bercerai. Anda gagal mengembangkan kemampuan bersosialisasi atau Anda kurang menghargai diri sendiri. Semua hal di atas membuat seseorang mudah terluka atau merasa ditolak.
Wanita lebih simpatik

Wheeler berpendapat bahwa ada dua penemuan dari penelitian tentang masalah kesepian di Rochester.

  • Makin sering seseorang menghabiskan waktu dengan kaum wanita, umumnya makin sedikit mereka merasa kesepian. Hal ini berlaku buat siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Hal itu mungkin karena wanita lebih simpatik dan menaruh perhatian pada hidup orang lain.
  • Orang tidak akan merasa kesepian, jika mereka mempunyai hubungan yang berarti dengan seorang pria dan itu berlaku baik bagi wanita maupun pria. Wheeler menjelaskan bahwa jika suatu hubungan menjadi berarti, hubungan itu mengikutsertakan banyak keterbukaan, banyak keintiman.
The University of Denver juga memperlihatkan hasil penelitian yang hampir sama. Dalam kelompok usia setengah baya kesepian ada hubungannya dengan perkawinan. Suami tampaknya kurang intim. Dalam hubungan mereka tidak ada komunikasi terbuka. "Misalnya, banyak wanita yang mengeluh bahwa mereka sering menangis setelah suami mereka tidur. Soalnya, mereka merasa tidak ada komunikasi dengan sang suami," kata Shaver.

Orang yang bercerai atau ditinggal mati oleh pasangannya sebenarnya sangat membutuhkan dukungan sosial dan simpati.

Jangan bandingkan diri dengan orang lain

Orang makin merasa, jika ia membandingkan dirinya dengan orang yang sedang bergembira. Kegembiraan itu bisa dilihatnya dari kehidupan sehari-hari, tetapi bisa juga dari televisi atau program-program tertentu yang memperlihatkan kehidupan keluarga yang ideal."

Shaver merasa bahwa TV tidak bisa mengatasi perasaan terisolir. "Orang yang kesepian menonton televisi untuk selingan, sebagai alternatif kehidupan sosial. Namun, begitu mereka mematikan TV, interaksi pun turut mati. Mereka tidak pernah berpartisipasi dalam apa pun."

Menurut Shaver, kunci menanggulangi kesepian adalah dengan memfokuskan diri terhadap perasaan orang lain, minat orang lain, serta kebutuhan orang lain sambil mencoba melupakan kesulitan diri sendiri.

la juga menyarankan agar orang-orang yang kesepian itu mengikuti kegiatan sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan-kesamaan dengan pribadinya, entah itu di bidang politik, masak, atau kegiatan keagamaan.

"Anda berhubungan dengan mereka yang mempunyai nilai yang sama dan Anda bisa mengembangkan persahabatan yang kokoh."

Penelitian itu juga mengemukakan bahwa orang yang kesepian biasanya takut sendirian. "Mereka tidak terbiasa melihat segi positif dari kesendirian seperti waktu istirahat, merenung, atau mendengarkan musik," kata Shaver. "Orang yang tahu cara mengisi kesendirian biasanya tidak terlalu merasa kesepian."

Wheeler juga melihat adanya pengaruh kesepian terhadap emosi dan fisik seseorang. "Wanita tampaknya lebih kesepian daripada pria. Namun, itu mungkin karena pria selalu menjaga citra keperkasaan dan pria percaya seorang maskulin tidak pantas memperlihatkan kesan kesepian," katanya.

Wheeler menyimpulkan bahwa untuk menanggulangi kesepian, seseorang harus belajar mengembangkan kemampuan bersosialisasi. "Kita harus belajar cara mengekspresikan diri terhadap masalah dan kehidupan orang lain, cara untuk menjadi lebih tegas, dan menjadi pendengar yang baik. (Kumpulan Artikel Psikologi 1)