Intisari-Online.com - Gejala depresi pada anak mirip dengan yang terjadi pada orang dewasa, seperti perasaan tertekan, kehilangan minat dan kegembiraan, mudah lelah, gangguan tidur, sulit makan, sulit berpikir dan berkonsentrasi, perasaan tidak berharga dan perasaan bersalah, tidak pede, pesimistis, bahkan bagi yang usianya cukup dewasa: pikiran bunuh diri.
Gejala yang paling menonjol pada anak depresi adalah gangguan tumbuh kembang. Dr. Suryo Darmono Sp.KJ, dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo mencontohkan, anak yang seharusnya sudah bisa berbicara tapi terhambat. “Atau juga anak yang sudah tidak mengompol, tapi mulai mengompol lagi. Kemunduran proses perkembangan itu mengindikasikan anak menderita depresi,” kata dr. Suryo.
Di Indonesia, kasus depresi pada anak prevalensinya cukup besar. Dr. Suryo menyebutkan, persentasi anak menderita depresi di Indonesia sekitar 5%-10%. “Salah satu penyebab terbesar depresi pada anak yaitu pola pendidikan yang menekankan pada kompetisi,” terangnya.
Stressor terbesar lainnya adalah hubungan antara anak dengan orangtua yang kurang kasih sayang. Anak yang sering dimarahi, disalahkan, akan rentan terkena depresi dini. Selain itu, kurang terpenuhinya kebutuhan fisik, seperti malnutrisi, alergi, dan masalah penyakit lain juga bisa memicu depresi anak. Apalagi kalau orangtuanya punya riwayat depresi, si anak akan risikonya bertambah dua sampai empat kali lipat!