Inilah Penyebab Depresi

J.B. Satrio Nugroho

Editor

Inilah Penyebab Depresi
Inilah Penyebab Depresi

Intisari-Online.com - Dari beberapa teori psikologi, depresi dikatakan terjadi karena kehilangan objek cinta, kemudian orang yang depresi ini mengarahkan perasaan sedih atau marahnya kepada dirinya sendiri. Depresi juga bisa terjadi karena pandangan dan interpretasi negatif terhadap diri sendiri, sehingga dia mempunyai harapan yang negatif pula terhadap diri sendiri dan masa depannya.

Faktor psikososial juga bisa menjadi pemicu depresi. Masalah dalam keluarga, status ekonomi keluarga yang rendah, broken home, jumlah saudara yang banyak, misalnya, bisa memicu perasaan tertekan yang lama-kelamaan menyebabkan depresi.

Nyatanya, penyebab depresi bukan hanya karena faktor psikologis dan psikososial saja, tapi juga ada faktor genetika dan biologis.

Menurut Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K), dosen pada Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, faktor keturunan mempunyai andil besar terhadap potensi penyakit depresi. Risiko terjadinya depresi meningkat antara 20%– 40% untuk keturunan pertama. Memiliki satu orangtua yang mengalami depresi, meningkatkan risiko dua kali pada keturunannya. Risiko itu meningkat menjadi empat kali bila kedua orangtuanya sama-sama mengalami depresi.

Zat biologis dalam tubuh juga menyebabkan depresi. Zat mono-amine neurotransmitters yang termasuk dopamin, noradrenalin, adrenalin, and serotonin, dilepas dari neuron ke otak dan sistem saraf. Fungsi zat ini sangat penting untuk kepekaan, kontrol emosi,dan kognisi. Kekurangan zat ini bisa menyebabkan depresi. Selain itu, juga karena disfungsi sistem penyaluran rangsang dari hipotalamus ke hipofise dan organ lain, gangguan ritme biologis, meningkatnya kardar hormon pertumbuhan secara berlebihan, serta gangguan tiroid.

Penyebab lain adalah faktor neuro-imunologis. Gangguan imun memudahkan terjadinya infeksi pada susunan saraf pusat. Kemungkinan lain adalah bahwa zat-zat imun tersebut terlalu aktif sehingga menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat.