Intisari-Online.com - Terlalu sering kita melakukan berbohong "putih" untuk menghindari hukuman, konflik, atau konsekuensi lain. Ketika pasangan menanyakan apakah pakaian yang kita pakai baru, bisa saja kita sedikit berbohong menyembunyikan kebenaran demi menghindari masalah keuangan. "Ini kemeja yang lama, cuma jarang dipakai," begitu kilah Anda.
Ironisnya, dalam upaya menghindari konflik itu kita justru terjebak dalam konflik yang lebih rumit. Bagaimana jika struk pembelian pakaian itu diketahui pasangan? Lalu akan ada dalih atau pembicaraan yang justru malah membuat hubungan yang tadinya mesra menjadi "mendung".
Kita berbohong untuk menutupi pelanggaran seperti minum-minuman keras, narkoba, selingkuh, atau bahkan sesuatu seperti kehilangan pekerjaan. Tak dapat dielakkan, kebohongan mengejar kita dan kita harus siap dengan konsekuensi, yang umumnya meningkat secara eksponensial sebagai hasil dari menutup-nutupi tadi. Kebohongan yang lebih besar akan membawa kita ke hilangnya relasi yang penting.
Jika keuntungan moral bicara jujur tidak meyakinkan Anda, inilah beberapa keuntungan nyata bicara jujur:
Masih mau berbohong meski "sedikit"? (You Beauty)