Sekolah Musik untuk Balita (2)

Ade Sulaeman

Editor

Sekolah Musik untuk Balita (2)
Sekolah Musik untuk Balita (2)

Intisari-Online.com - Selain batas minimal usia serta tujuan output yang berbeda, metode dasar yang digunakan masing-masing sekolah berbeda. Purwa Caraka Music Studio (PCMS) mengacu pada metode “Little Mozarts”, Relasi Musik mengacu pada Yamaha Music Education Systems sedangkan Cantata mengacu pada metode Carl Orff.

Dengan tujuan memberikan ruang untuk anak bersosialisasi dan membuatnya lebih nyaman, ketiga metode tersebut dilakukan dalam bentuk kelompok dari 6 hingga 10 orang. “Kalau dalam kelas privat, anak akan cenderung merasa terbebani,” ujar Uki Suhendar, Branch Manager PCMS BSD City.

Berhubung murid yang akan diajarkan masih balita, tentu konsep mengajarnya pun berbeda, yaitu konsep bermain sambil belajar. Untuk PCMS, proses bermain sambil belajar ini diterjemahkan PCMS dengan menggabungkan aktivitas mendongeng, meniru suatu gerakan, menggambar dan bernyanyi.

Saat mendongeng ini juga mereka mulai bermain alat musik, yaitu piano elektrik. Hanya saja anak-anak tidak banyak menggunakan jari, melainkan diperantarai boneka. Boneka-boneka tersebut biasanya menyerupai binatang yang mewakili nada rendah atau nada tinggi. Misalnya boneka beruang untuk nada tinggi dan boneka tikus untuk nada rendah.

Relasi Musik yang merupakan cabang dari Yamaha Music School (YMS) juga menerapkan cara yang hampir sama, yaitu menggunakan cerita kemudian disimulasikan dalam bentuk gambar, gerak dan suara. Khusus untuk mengajarkan tangga nada, berhubung muridnya belum bisa membaca dan menulis, YMS menggunakan alat peraga yang bentuknya menyerupai laptop.

Di Sekolah Musik Cantata, anak biasanya langsung belajar not. Namun tentunya tidak langsung rumit. Misalnya untuk tangga nada, Cantata mengganti do, re, mi dengan “ta”, “te” atau “ti”. Alasannya sederhana, “Bahasa seperti inilah yang lebih mudah dicerna oleh balita,” ujar Annelely kepala Sekolah Musik Cantata.