Stres Sebagai Bumbu

K. Tatik Wardayati

Editor

Stres Sebagai Bumbu
Stres Sebagai Bumbu

Intisari-Online.com – Bayangkanlah stres sebagai bumbu. Terlalu sedikit, makanan terasa hambar. Terlalu banyak akan membuat muak. Namun, jika jumlahnya tepat makan akan meningkatkan rasa. Begitulah kira-kira kerja stres.

Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik, atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah repons kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu.

  • Stres positif. Bentuk stres ini membangkitkan gairan dan perasaan memiliki kesempatan bagus. Kita menghadapi suatu keadaan dengan percaya diri. Pada para atlet, stres positif sering membuat penampilan mereka lebih baik pada saat kompetisi dibandingkan dengan saat latihan. Contoh stres positif yang lain misalnya pekerjaan baru atau kelahiran seorang anak.
  • Stres negatif. Stres ini terjadi jika kita merasa tidak berdaya atau di bawah tekanan terus-menerus. Mungkin kita merasa kesulitan berkonsentrasi pada suatu proyek. Mungkin juga kita merasa tersisih dari lingkungan kita. Stres negatif lazimnya disebabkan oleh masalah keluarga, keuangan, pekerjaan dan rasa terisolasi.
Meskipun ada pembedaan stres positif dan negatif, secara fisiologis tubuh bereaksi sama terhadap keduanya. Apakah stres itu positif atau negatif bagi kita, ditentukan oleh pemahaman kita terhadap stres itu. Karenanya stres bersifat sangat individual. Beberapa orang dapat mengatasi berbagai kesulitan dan tekanan dengan baik. Yang lain tak berdaya di bawah tekanan. Di samping itu, sesuatu yang menyebabkan seseorang stres belum tentu membuat orang lain juga stres.

Stres yang berat dapat terjadi karena penumpukan kekesalan yang kecil-kecil selama beberapa waktu. Atasilah setiap kekesalan dengan segera dan berusahalah mengelola stres setiap hari. (Mayo Clinic)