Intisari-Online.com - Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 103 pasang mahasiswa yang tinggal dalam satu kamar asrama mencoba mencari tahu “kerentanan kognitif” mereka. Kondisi ini diduga memicu kecenderungan untuk membuat mereka berpikir bahwa kejadian negatif merupakan refleksi kekurangan seseorang atau bahwa mereka akan mengarah pada kejadian yang lebih buruk.
Ternyata penelitin ini menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kerentanan kognitif cenderung untuk mengalami peningkatan risiko menderita depresi. “Kita menemukan tingkat kerentanan kognitif peserta memiliki pengaruh yang sangat siginifikan terhadap tingkat kerentanan kognitif rekan satu kamar mereka,” tulis para peneliti dalam jurnal Clinical Psychological Science. Selain itu, hanya butuh tiga bulan untuk melihat efek penularan di antara mahasiswa.
Para peneliti juga menemukan bahwa dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami peningkatan kerentanan kognitif, mereka yang pernah mengalami peningkatan kerentanan kognitif selama tiga bulan pertama di kampus hampir dua kali lebih banyak menunjukkan gejala depresi dalam enam bulan. Efek ini sangat kuat ketika peserta berada dalam kondisi stres yang berat.
Sebelum penelitian ini, terdapat pandangan umum bahwa kerentanan kognitif tidak mengalami perubahan yang signifikan saat seseorang melewati fase remaja awal. Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa selama berada dalam transisi besar kehidupannya, ketika seseorang secara terus-menerus terpapar oleh situasi sosial yang baru, kerentanan kognitif dapat diubah.
Penelitian lebih lanjut jelas diperlukan untuk menentukan apakah kerentanan kognitif dapat berubah sepanjang waktu, karena pada dasarnya mahasiswa baru memang berada dalam sebuah lingkungan sosial yang unik. (MyHealthNewsDaily)