Intisari-Online.com – Sejak usia 4 tahun, rasa ingin tahu anak seputar seks terus berkembang. Pertanyaan mereka mulai dari soal perbedaan pria dan wanita sampai proses kehamilan dan kelahiran. Mereka perlu jawaban yang manis dan jelas. Jika mereka tidak bertanya soal seks sampai usia 5 tahun, adalah tugas kita untuk menyampaikannya. Bila tidak, dikhawatirkan mendapatkan informasi menyesatkan justru dari teman mereka atau bacaan yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Marlene M. Maheu, Ph.D., jika anak bertanya soal seks, berilah jawaban yang tepat sesuai dengan itngkat pengertian mereka dan dengan bahasa yang benar. Kalau diskusi menjadi aktivitas yang menyenangkan bersama Anda, mereka akan bertanya untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Namun, bila terjadi sebaliknya jangan paksa mereka mendengarkan penjelasan Anda. Mungkin mereka kurang berkenan dengan Anda atau topik tersebut. Beri tahu bahwa Anda setiap saat bersedia berdiskusi kapan mereka mau.
Jika mendengar mereka membicarakan soal seks, bawakan mereka bacaan dengan isi dan gambar yang sesuai dengan usia mereka. Pastikan materi di dalamnya sudah tepat, sebab sumber yang berbeda biasanya mengetengahkan pendekatan berbeda dan didasarkan pada nilai-nilai yang berbeda pula.
Kata Barton D. Schmitt, M.D., dalam Your Child’s Health¸ untuk anak prasekolah ajarkan perbedaan anatomi tubuh manusia dengan nama yang tepat. Ini mudah dilakukan ketika mandi bersama saudara atau teman sebaya, yang merupakan bagian dari perkembangan seksual normal mereka. Beri tahu bahwa alat kelamin itu bagian paling pribadi, itulah sebabnya kita berpakaian.
Tidak boleh dengan sengaja mempertontonkan kelamin kepada orang lain. Bila mereka terkadang saling memamerkan tubuh, biarkan saja. Tapi jika makin sering, beri tahu bahwa itu tidak sopan dan harus dihentikan. Jika ini pun tidak mempan, berilah pengertian tapi jangan beri hukuman berat atau perlakukan menakutkan. Kebiasaan telanjang dengan saudara atau orang tua yang berlainan jenis sebaiknya dihentikan secara bertahap ketika anak menginjak usia 4 – 5 tahun. Alasannya, agar ketika masuk sekolah mereka tidak menemui kesulitan lantaran di sekolah bertelanjang badan jelas dilarang. Pada masa itu ajarkan pula rasa hormat terhadap privasi, yakni menutup pintu ketika Anda menggunakan toilet atau berganti pakaian, jangan lagi mandi dengan anak yang berbeda kelamin. Sarankan anak Anda untuk melakukan hal yang sama.
Juga perkenalkan pada kehamilan dan asal bayi. Cara termudah adalah mendapatkan teman yang sedang hamil sebagai relawan dan suruh anak Anda merasakan gerakan bayi dalam perutnya. Jelaskan proses kelahiran bayi. Ceritakan bahwa bayi keluar lewan jalan khusus yang disebut vagina. Bantu dia mengerti proses tersebut dengan melihat kelahiran anak kucing atau binatang piaraan lain.
Jelaskan pula tentang persetubuhan. Banyak orangtua mudah mendiskusikan segala hal tapi mengesampingkan topik ini. Bacakan beberapa buku bergambar tentang pendidikan seks. Jika pendidikan seks mulai diberikan pada usia 5 tahun, Anda tidak akan mendapat kesulitan dalam menjelaskan pengetahuan seks selanjutnya saat mereka bertambah dewasa.
Marlene juga menyarankan, kepada anak remaja Anda jangan sekali-kali mendiskusikan pengalaman seksual Anda. Jangan pula bertanya pengalaman mereka secara langsung agar mereka tidak kikuk. Gunakan pertanyaan seperti, “Tahukah kamu apa mimpi basah itu?”, “Tahukan kamu apa ereksi spontan itu?”, “Apa pendapatmu tentang krisis AIDS”, “Sepengetahuanmu, bagaimana seorang gadis bisa hamil?” atau “Apa saja yang kamu ketahui tentang KB?” (Kumpulan Artikel Psikologi 1)