Tepuk Tangan Itu Seperti Penyakit

Ade Sulaeman

Editor

Tepuk Tangan Itu Seperti Penyakit
Tepuk Tangan Itu Seperti Penyakit

Intisari-Online.com - Penampilan terbaik memperoleh lebih banyak tepuk tangan? Belum tentu. Suatu penelitian terbaru menunjukkan bahwa dinamika tepuk tangan tidak terkait dengan penampilan seseorang dalam konser atau acara lainnya.

Penelitian yang disajikan dalam jurnal Royal Society Interface ini menemukan bahwa tepuk tangan lebih seperti suatu penyakit jika melihat penyebarannya. Suatu bentuk penularan yang dikenal dengan istilah “social contagion” atau penularan sosial.

Selama penelitian, “Peningkatan tepuk tangan seiring dengan jumlah penonton lain yang ‘terinfeksi’ oleh penularan sosial, terlepas dari kedekatan spasial mereka,” tulis Richard Mann dan rekan-rekannya dari Uppsala University. “Penurunan tepuk tangan juga dimediasi hal yang sama, namun dalam tingkat lebih rendah dikendalikan oleh keengganan individu untuk bertepuk tangan terlalu banyak.”

Mann dan rekan-rekannya menekankan bahwa seluruh dinamika tepuk tangan dipengaruhi oleh suara bukan karena melihat orang lain bertepuk tangan. Jadi, jika kita mendengar orang lain bertepuk tangan, maka kita akan cenderung untuk bertepuk tangan juga.

“Waktu yang diluangkan para penonton untuk bertepuk tangan dapat sangat bervariasi. Bahkan meski mereka tidak menemukan perbedaan performa dari para penampil yang mereka lihat atau dengar,” tulis para peneliti.

Secara singkat, penelitian ini menggarisbawahi bahwa tepuk tangan lebih berkaitan dengan dinamika sosial dibanding seberapa baik penampilan penyanyi, pembicara, atlet, atau penampil lain di panggung. Faktor tambahan lain, seperti mengonsumsi alkohol atau tidak, juga dapat memberi pengaruh seseorang bertepuk tangan atau tidak. (Discovery)