Intisari-Online.com - Buat orangtua yang memiliki anak remaja dengan berat badan berlebih, silakan hati-hati jika bicara soal diet. Kata-kata atau nada yang salah dapat membuat anak terjerumus pada diet yang aneh, makan berlebihan, dan kebiasaan diet yang benar-benar buruk. Temuan dari penelitian tersebut disampaikan dalam jurnal JAMA Pediatrics.
Singkatnya, jangan menyebut kata L, yaitu lemak. Orangtua yang berbicara kepada remaja tentang obesitas dalam hal berat badan, ukuran dan penampilan, cenderung terikat dalam perilaku pengendalian berat badan yang tidak sehat. Biasanya dengan membuat sebuah pola diet “yoyo” dan periode makan dengan rakus.
Pendekatan terbaik untuk menolong anak mengendalikan berat badan mereka untuk seumur hidup adalah dengan berbicara tentang perilaku makan yang menyehatkan. Contohnya makanan mana yang baik bagi kesehatan dan mampu mencegah penyakit.
Sebuah pendekatan yang buruk, di sisi lain, akan menggoda mereka atau akan mensugesti anak bahwa apa yang mereka makan hanya akan membuat mereka semakin gendut.
Jerica Berge, penulis kepala dari penelitian dan asisten profesor di University of Minnesota Medical School di Minneapolis, memberikan contoh perbincangan yang produktif: “Memakan buah dan sayuran akan membuat tubuhmu semakin sehat dan kuat,” kalimat itu berlawanan dengan “Makan sayur dan buah kamu karena kamu memerlukannya untuk menurunkan berat badan.”
Penulis hasil penelitian ini menekankan bahwa saran yang sama berlaku juga bagi para orang tua yang memiliki anak dengan berat badan normal. (LiveScience)