Intisari-Online.com – Cara terbaik menanggapi temper tantrum pada balita adalah dengan mengabaikannya. Ketika si anak sudah tenang, kita bisa mengatakan padanya, “Mengamuk tidak akan mendapatkan perhatian saya. Jika ingin mengatakan sesuatu, gunakan kata-kata.”
Ingatlah, kemampuan kita sebagai orangtua untuk tetap tenang dan terkendali akan membantu anak merasa aman. Jika kita kehilangan kendali atau menyerah pada tuntutan anak, ini hanya akan mengajarkan anak bahwa mengamuk cukup efektif untuk mendapatkan keinginannya.
Jika anak semakin mengamuk, redakan situasi dan gunakan time out seperti yang disarankan oleh Mayo Clinic berikut ini.
Ketika anak sudah tenang, mungkin kita bisa berkata, “Kau sudah duduk tenang. Apakah sudah siap untuk ikut berbelanja lagi?” Jika masih belum tenang, lanjutkan timeout. Penting sekali untuk akhirnya kembali kepada aktivitas semula, bila anak sudah tenang. Anak akan belajar bahwa mengamuk bukanlah cara yang efektif.
Kebanyakan anak dapat mengatasi tantrumnya ketika ia sudah memasuki usia 5 tahun. Namun, jika setelah umur tersebut anak masih mengalami tantrum, mungkin saatnya orangtua berbagi pengalaman dengan dokter ahlinya.
Dokter akan mempertimbangkan masalah fisik atau psikologis yang dapat menyebabkan amukan anak. Tergantung pada situasi, orangtua bisa merujuk kepada psikolog atau dalam beberapa kasus, sekolah atau program komunitas.
Penanganan secara dini dapat mengatasi masalah perilaku di masa depan dan membantu anak sukses baik di rumah maupun di sekolah. (*)