Menjaga Anak Bawang yang Peduli Penampilan (1)

Intisari-Online.com -Anak perempuan berusia sembilan tahun itu kerap memakai baju, celana, sepatu dan aksesori sewarna. Sepulang sekolah ia juga gemar mengundang teman-temannya ke rumah hanya untuk menyaksikan berlenggak-lenggok sambil mengenakan pakaian modis bak model. Sadar modelkah dia? Genit? Atau terlalu cepat dewasa?Memang, ia selalu tampil matching. Dalam satu bulan, ia dibelikan tiga pasang pakaian berwarna oleh ayahnya. Setiap kali ia menginginkan baju, celana, tas dan sepatu, baik yang dijual di pusat perbelanjaan maupun gerai online, pun selalu dikabulkan.Ini contoh betapa penampilan tidak hanya menjadi perhatian orang dewasa. Anak-anak juga.Berdasarkan hasil survei Indonesia’s Hottest Insight (IHI) 2013 yang dilakukan Group of Magazine Kompas Gramedia, didapatkan angka 31% anak-anak sangat sadar dengan penampilan, dan 33% anak-anak suka bercerita dengan teman-temannya tentang fesyen dan tren terbaru.Butuh baju biar pedeAnna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia menyatakan bahwa kesadaran anak (usia 6-12 tahun) akan penampilan disebabkan oleh perkembangan diri anak. Itu mencakup perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi dan sosial.Perkembangan fisik yang semakin menyerupai orang dewasa membuat anak peduli pada penampilan. Lantas dari sisi kognitif, anak semakin mengerti bagaimana ia harus berpenampilan menarik.Kalau ditengok dari sudut bahasa, anak pun sudah menguasai kosakata-kosakata dalam bidang busana. Sedangkan secara emosional, anak membutuhkan baju sebagai pendukung rasa percaya diri. Baju juga sebagai sarana anak untuk menunjukkan identitas dirinya.“Anak memutuskan memakai baju tertentu untuk membuatnya merasa lebih nyaman,” kata Anna yang acap dipanggil Nina.Dari aspek sosial, anak mulai peduli pada penampilan karena ia ingin diterima di lingkungan pergaulannya. Sebab pada usianya, bisa diterima di lingkungan pertemanan itu artinya ia keren.“Sehingga penampilan adalah salah satu cara untuk bisa didekati teman atau untuk mendekati teman,” imbuh Nina.-bersambung-