Intisari-Online.com -Kesenjangan tingkat ekonomi masyarakat Amerika Serikat semakin luas. Jarak antara "si kaya" dan "si miskin" semakin jauh. Ketidaksetaraan pendapatan semakin meningkat.Perbedaan pendapatan berkontribusi terhadap tingginya tingkat depresi pada perempuan, demikian hasil sebuah studi terbaru.Para peneliti di Harvard University menemukan bahwa perempuan yang tinggal di daerah dengan kesenjangan yang besar antara "si kaya" dan "si miskin" lebih berisiko mengalami depresi.Para wanita yang tinggal di daerah dengan rentang perbedaan pendapatan tinggi, seperti New York dan Washington DC, hampir dua kali lebih mungkin menderita depresi dibandingkan dengan perempuan yang tinggal di daerah yang pendapatannya lebih merata, seperti Utah dan Alaska.Namun para peneliti tidak menemukan hubungan yang sama antara ketimpangan pendapatan dengan kesehatan mental laki-laki.Perempuan mungkin sangat terpengaruh karena cenderung memperoleh penghasilan rendah. Perempuan cenderung bekerja sebagai guru atau petugas kesehatan di rumah. Selain itu, perempuan belum bisa bekerja seperti laki-laki.Namun, tidak berarti laki-laki tidak berisiko menderita gangguan mental karena pengaruh kesulitan ekonomi. Penelitian lain telah menemukan, kesulitan ekonomi meningkatkan kejadian bunuh diri di kalangan laki-laki, terutama pada orang-orang yang kehilangan pekerjaannya.Ini bukanlah satu-satunya contoh dari hubungan antara kesenjangan ekonomi dengan masalah kesehatan mental. Penelitian lain telah mengungkapkan bahwa masyarakat yang hidup dalam kemiskinan mengalami stres terus-menerus. (ThinkProgress)