Suara Ibu Mampu Redam Stres Anak

Birgitta Ajeng

Editor

Suara Ibu Mampu Redam Stres Anak
Suara Ibu Mampu Redam Stres Anak

Intisari-Online.com - Suara pertama yang anak dengar adalah degup jantung ibu, makanan dan minuman yang pertama anak serap datang dari usus ibu, serta selimut yang kali pertama menghangatkan tubuh anak adalah rahim ibu.Hubungan emosional antara ibu dan anak telah dimulai saat anak masih berbentuk janin dalam kandungan. Bahkan, menurut temuan sejumlah ilmuwan, saat masih berada dalam kandungan, janin memiliki kemampuan mendengarkan suara ibunya. Jadi, tidak berlebihan rasanya untuk menyimpulkan bahwa seorang ibu dan anak memiliki hubungan mendalam yang sulit terpatahkan.Tak peduli anak-anak, remaja, atau sudah berkeluarga sekalipun, kita semua pasti pernah mengalami masa-masa sulit, atau terimpit konflik yang menyebabkan stres, cemas berlebihan, panik, dan khawatir terus-menerus, yang apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan depresi.Menurut hasil studi yang dilansirSheKnows,salah satu penawar stres yang mujarab adalah suara ibu. Pernyataan ini turut didukung oleh seorang psikoterapis, Heather Hans, yang mengatakan bahwa temuan tersebut sangatlah masuk akal karena suara pertama yang didengar manusia kali pertama dalam hidupnya adalah suara ibu.Meskipun anak beranjak dewasa, suara ibu dipercaya masih memiliki daya untuk menenangkan gejolak emosi buah hatinya. Di samping itu, kata-kata tulus yang diucapkan oleh ibu, menurut Heather, juga merupakanpainkillerpaling ampuh di dunia.Pada jurnalProceeding of the Royal Societyyang memublikasikan sebuah penelitian mengenai ikatan batin ibu dan anak ditunjukkan bahwa tingkat stres perempuan belia mengalami penurunan setelah mereka berkomunikasi dan memeluk ibunya. Seketika, hormon stres mereka mengalami penurunan signifikan, digantikan dengan hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon cinta.Maka dari itu, apabila Anda seorang ibu, sebaiknya dipikir dulu sebelum mengeluarkan kata-kata yang mengandung amarah ke anak. Sebab, entah si anak mengakui atau tidak, penilaian dan pandangan seorang ibu memiliki porsi besar dalam menentukan berbagai pilihan dalam hidupnya. (Syafrina Syaaf / kompas.com)