Intisari-Online.com - Kontroversi buku Battle Hymn of the Tiger Mother mendorong penjualan buku tersebut sampai ke tingkat blockbuster, bertengger di ranking no. 1 Amazon’s Book selama paling tidak lima minggu di awal tahun 2011.
Buku itu menjadikan Amy Chua, penulisnya, sasaran olok-olok sekaligus menempatkan dirinya sebagai ibu kejam yang mengerikan. Sebuah penelitian mengungkapkan apakah pendekatan Amy Chua tepat atau tidak.
Buku Battle Hymn of the Tiger Mother (Penguin Books, 2011) memang bukan buku panduan mendidik anak. Buku yang cukilannya dimuat di Intisari Feb 2012, itu lebih merupakan memoar bersifat parodi tentang transformasi penulisnya sebagai seorang ibu.
Amy adalah generasi kedua keluarga imigran di AS. Orangtuanya imigran dari Cina yang datang sebagai mahasiswa pascasarjana yang miskin. Dua tahun pertama, mereka melewatkan musim dingin tanpa pemanas ruangan.
Mereka mendidik keempat anak perempuan mereka dengan sangat keras. Nilai A minus sudah membawa masalah besar, karena standar A “bulat” tak bisa ditawar.
Setiap hari anak wajib menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlatih matematika dan berlatih piano. Tak boleh menginap di rumah teman. Punya pacar, sama sekali “a big no no”.
Namun, Amy sukses sampai menjadi pengacara, bahkan kemudian menjadi professor di Yale University. Merasakan hasilnya yang baik, terhadap anak-anaknya Amy menerapkan sistem pendidikan yang sama.
Setelah sukses lancar dengan anak sulungnya Sophia, Amy menghadapi perlawanan dan pemberontakan hebat dari anak keduanya, Lulu.
Akhirnya ia sedikit mengendorkan sistem tangan besi itu, tetapi mengaku jika harus mengulang, tetap akan menerapkan pendekatan pendidikan yang kurang-lebih sama.
Prinsip Amy Chua adalah: kalau anak-anak diberi tantangan tinggi, mereka tidak saja akan merespons dengan positif, tetapi akan berhasil meraih sukses.
“Saya kira kita perlu memandang anak-anak sebagai sosok yang kuat, bukan lemah,” tulisnya di situs resmi buku Battle Hym of the Tiger Mother.
--
Tulisan ini merupakan bagian pertama dari artikel berjudul “Ibu Macan Lahirkan Anak Ayam” yang ditulis Lily Wibisono pada Majalah Intisari Ekstra September 2013.