Perlukah Ortu Sibuk di Ekskul?

Ade Sulaeman

Editor

Perlukah Ortu Sibuk di Ekskul?
Perlukah Ortu Sibuk di Ekskul?

Intisari-Online.com - Beda ladang, beda ilalangnya. Begitu pula dalam cara orangtua memberikan dukungan kepada anak-anaknya di pelbagai tempat di dunia.

Akhir Agustus lalu, Departemen Pendidikan AS merilis hasil survei tentang keterlibatan orangtua murid di sekolah.

Hampir sembilan dari sepuluh menghadiri paling tidak satu pertemuan orangtua dan guru. Enam dari 10 berpartisipasi di paling tidak satu kegiatan pengumpulan dana di sekolah.

Orangtua murid giat berkumpul di sekolah, entah dalam pertandingan di sekolah atau memanggang kue untuk penggalangan dana. Singkat kata, mereka sangat mementingkan partisipasi di banyak acara ekstrakurikuler.

Amanda Ripley, dalam rangka pengumpulan data untuk penulisan buku The Smartest Kids in the World, berbagi keheranan lewat slate.com. Ia sengaja mengunjungi dan mengambil data di negara-negara yang prestasi muridnya lebih baik daripada AS.

Ternyata mereka tidak terlalu getol bersibuk-sibuk ria dalam kegiatan ekskul. Tapi mereka terlibat dalam kegiatan anak-anak belajar di rumah atau mengantarkan mereka ke kursus dan les tambahan.

Keterlibatan mereka rupanya lebih bersifat langsung mempengaruhi dan membantu anak-anak belajar.

Menurut sebuah studi parenting di tiga belas negara pada tahun 2009, orangtua murid yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekskul di sekolah, anak-anak mereka malah memiliki prestasi lebih rendah daripada orangtua yang tidak aktif.

Studi itu juga mengungkapkan, orangtua yang rajin membacakan cerita bagi anak-anaknya menghasilkan remaja-remaja yang nilainya tinggi kegiatan santainya membaca, membuat anak-anak mereka lebih berpeluang untuk suka membaca.

Tak peduli di negara mana pun atau tingkat kesejahteraan keluarga mereka, anak-anak selalu menangkap nilai-nilai yang dipegang orangtua mereka. Hal ini lebih penting daripada petuah, wejangan, dan kata-kata yang mengalir dari bibir orangtua.

Ternyata pepatah lama masih dalam tes berpikir kritis lewat membaca. Bahkan orangtua yang berlaku. Kata-kata tanpa perbuatan ibarat tong kosong berbunyi nyaring.

--

Tulisan ini merupakan bagian keempat dari artikel berjudul “Ibu Macan Lahirkan Anak Ayam” yang ditulis Lily Wibisono pada Majalah Intisari Ekstra September 2013.