Intisari-Online.com - Penanganan psikologis dapat dilakukan dengan meminta pedofil berfantasi tentang anak lalu memberikannya obat yang menimbulkan rasa mual pada saat itu juga. Lama kelamaan pelaku akan menganggap hasrat seksual terhadap anak itu tidak menyenangkan.Pedofil juga dapat diterapi dengan mengubah pola pikirnya. Mereka diminta berfantasi seksual tentang anak namun mengubah akhir cerita sekreatif mungkin asalkan bukan lagi berhubungan seksual dengan anak.Pedofil juga perlu dibantu untuk menentang pemikiran mereka yang tidak masuk akal seperti menyalahkan anak yang dianggapnya sengaja menggoda dan membenarkan tindakan mereka sebagai cara mendidik anak tentang seks. Pedofil juga perlu dibantu untuk menemukan akar masalahnya. Mereka yang terbatas dalam keterampilan interpersonalnya harus belajar mengembangkannya. Mereka juga perlu meningkatkan harga diri dengan menemukan dan mengolah kelebihannya. Kemampuan mengelola stres dan menyelesaikan masalah juga perlu diajarkan.Yang menarik, baik pedofil maupun laki-laki normal ternyata sama-sama meningkat gairahnya saat ditayangkan adegan seksual yang melibatkan anak-anak. Laki-laki normal juga dapat berfantasi seksual mengenai anak dan gairahnya meningkat saat berfantasi. Namun tidak semua melakukan tindak pedofilia. Jadi tampaknya ada persoalan kontrol diri dalam masalah pedofilia.Bahwa ada orang yang dapat mengontrol impuls seksualnya terhadap anak memberi warna dalam penanganan pedofilia. Pedofil dapat diajarkan untuk mengenali situasi yang biasanya memicu hasrat seksual mereka terhadap anak-anak. Jika situasi ini terjadi, mereka dapat melakukan kegiatan positif untuk menyalurkan energinya. Bisa dengan berolah raga, berkebun, membersihkan kendaraan, atau kegiatan lainnya.Mereka juga dapat dilatih mengembangkan empati dengan memikirkan dampak perbuatannya baik pada anak, dirinya, maupun keluarga. Saat dorongan itu muncul, mereka bisa melakukan yang namanya self-talk atau bicara pada diri sendiri untuk menahan diri agar tidak melakukan tindakan tersebut. Mereka juga dapat dilatih teknik relaksasi untuk menurunkan tingkat ketegangan saat hasrat mereka terhadap anak muncul.Sayangnya, tingkat keberhasilan penanganan pedofilia sangat kecil. Namun bahwa ada juga pedofil yang dapat mengatasi gangguan mereka memberi harapan bahwa gangguan ini dapat disembuhkan. Hanya saja dibutuhkan evaluasi terhadap berbagai terapi yang sudah dijalankan.Terapi untuk pedofilia belum banyak dilakukan diIndonesia. Oleh karenanya, masyarakat perlu membantu untuk mengembangkan kesadaran bagi para pedofil untuk menjalani terapi. Mungkin kita akan memandang jijik dan takut terhadap mereka. Tetapi sikap ini tidak akan membantu. Sedapat mungkin jika kita melihat orang yang tampaknya mengalami pedofilia, dekatilah dia, berikan nomor lembaga konseling yang dapat ia hubungi.Namun sulitnya mereka tidak terang-terangan tampil sebagai pedofil. Atau belum tentu mereka dapat menerima uluran tangan kita. Oleh sebab itu, yang lebih realistis untuk dilakukan saat ini adalah tidak memberikan ruang kepada para pedofil. Kita dapat mempersiapkan anak bila sewaktu-waktu menghadapi pedofil. Poinnya adalah cegah pedofil untuk beraksi. Biarkan mereka paham bahwa tidak ada tempat bagi pedofilia dalam masyarakat kita.(Selesai)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi April 2010, ditulis oleh Ester Lianawatidengan judul asli “Cegah Pedofil Beraksi".