Intisari-Online.com-Seorang dokter dituntut karena sebut homoseks sebagai ‘kondisi kronis’. Akibat pelabelan yang dianggap menghina itu seorang pria gay memutuskan untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
Matthew Moore telah memprotes klasifikasi yang diberikan atas orientasi seksualnya selama satu tahun. Akan tetapi label ‘kondisi kronis’ itu tetap tidak diubah sehingga ia menjadi marah. Pria berusia 46 tahun ini memang secara terbuka mengakui dirinya adalah gay.
Bagi Moore pelabelan tersebut sangat menyakitkan dan membuatnya naik pitam. Ia merasa dokternya memiliki maksud tersendiri untuk mendiskriminasi dan menyebarkan kebencian pada pasien yang gay.
Kejadian ini berlangsung di Asosiasi Kesehatan Torrance, California. Moore mulai melakukan cek kesehatan rutin di tempat tersebut sejak tahun 2013. Pada rekap medis Moore tertulis kode yang menyatakan bahwa ia memiliki perilaku homoseks.
Kasus penuntutan dokter akibat menyebut homoseks sebagai ‘kondisi kronis’ ini sebenarnya merupakan puncak dari kekesalan Moore. Ia sebenarnya sudah pernah mengirimkan surat keluhan pada pihak terkait dan menerima balasan permintaan maaf dalam waktu singkat.
Sayangnya, surat hanyalah surat. Meski memberikan sejumlah dalih ketidaksengajaan, bulan Mei lalu asosiasi ini masih menyatakan homoseks sebagai ‘kondisi kronis’ dalam hasil rekam medis Moore. Oleh karenanya Moore memutuskan untuk menuntut sang dokter.
Menanggapi kasus tersebut, pihak asosiasi mengatakan bahwa mereka telah melakukan segala cara untuk menghilangkan informasi tersebut dari rekam medis Moore. Sayangnya usaha itu gagal karena perangkat lunak yang digunakan mereka sangatlah rumit.
Moore sendiri tidak menerima alasan tersebut karena ia sudah memberi mereka waktu untuk memperbaiki pelabelan dalam rekam medisnya. Jadi sekarang ia tak ragu-ragu lagi untuk menuntut dokter yang menyebut homoseks sebagai ‘kondisi kronis’ itu (NBCLosAngeles).