Intisari-Online.com -Susahnya jadi perempuan Korea. Banyak aturan dan prosedur yang harus dilakukan untuk memiliki kulit terbaik. Artinya, mereka harus cantik, putih, mulus, dan tanpa noda. Kulit cerah dipercaya sebagai simbol atas status keturunan keluarga ningrat yang terus terbawa hingga sekarang. Untuk memenuhi “ mitos” itu, inovasi dan temuan teranyar terus digenjot di Negeri Gingseng itu.
Esther Dong, Senior Vice President salah satu perusahaan kosmetik di Korea Selatan, AmorePacific, seperti dikutip dari Kompas.com, mengatakan, kulit adalah ukuran kecantikan dalam budaya masyarakat Korea. Para perempuan harus mengalokasikan waktu, tenaga, dan bahkan uang untuk merawat kulit mereka secara maksimal.
Kultur inilah yang menjadikan perkembangan kosmetik di Korea Selatan berkembang pesat. “Seiring dengan fenomena produk kecantikan Korea, budaya pop juga ikut ambil peran. Gelombang K-Pop telah membantu mempopulerkan apa pun tentang Korea, tak terkecuali produk kecantikannya,” tutur Dong.
Dong juga berujar, perempuan Korea adalah sosok yang benar-benar gigih soal perawatan kulit. Jadi tidak mengherankan jika tahapan perawatan mereka termasuk yang paling ribet dibanding tahapan perawatan perempuan etnik lainnya.
Untuk informasi, rata-rata perempuan Amerika Serikat menjalani rutinitas perawatan kulit sebanyak 5 – 6 tahap dalam sehari, termasuk di dalamnya pewarnaan. Sementara perempuan-perempuan Korea, mereka membutuhkan rata-rata 25 – 26 tahapan per perawatan. Padahal, dalam sehari, perempuan-perempuan Korea bisa melakukan perawatan hingga dua kali per hari.
“Perempuan-perempuan Korea rasanya terlihat sangat gigih. Mereka tak segan-segan mencari tahu produk kecantikan tebaru, dan mencobanya. Mereka bahkan bersedia menginvestasikan banyak uang agar produk perawatan kulit mereka beragam dan berkualitas,” pungkas Dong. Susahnya jadi perempuan Kroea.