Segera suami saya membeli 0,25 kg vetsin dan mempraktikkan cara yang disarankan temannya.
Ternyata betul, empat bulan kemudian pohon jambu sudah berbunga dan menghasilkan calon buah. Kabahagiaan sempat kami rasakan ketika kami kembali menikmati hasilnya.
Namun, setelah itu muncul masalah baru. Tanah di dasar pohon dijadikan tempat berteduh dan berbiak tikus got. Tanah itu jadi berlubang.
Untuk menghentikan "akuisisi" atas tanah itu sekaligus mencegah perusakan terhadap akar pohon, suami saya menutupnya dengan tanah dan pasir.
Baca juga: Boleh Sedikit Oportunis Asal Berbuah Manis
Tapi upaya ini tidak mempan karena kawanan tikus merusak kembali urukan tersebut. Upaya berikutnya dilakukan.
Kali ini, suami saya menutup lubang dengan pasir laut dari Pantai Anyer, sisa mainan anak kami.
Hasilnya ternyata mengejutkan. Setelah dua bulan berjalan, kawanan tikus tak nongol lagi. Tanah tempat pohon jambu kami tetap rapi.
Rupanya, tikus jorok itu takut pada pasir laut. Mungkin lantaran butirannya kasar dan mengandung garam, sehingga bila terkena mata saat menggali, tikus merasa tidak nyaman.
Sekarang, pohon jambu kesayangan kami terbebas dari virus daun dan hama tikus. Sudah lebih dari lima kali kami memanen buahnya.
Selain kami konsumsi sendiri, jambu hasil panen juga kami bagikan ke saudara dekat dan tetangga.
Untuk membuat pohon tetap sehat dan berbuah terus, suami saya selalu memupuk menggunakan vetsin. Pemupukan ini dilakukan enam bulan sekali.
Selain lingkungan rumah menjadi teduh, kami pun bisa merasakan buah hasil panen sendiri. Tak cuma dimakan sebagai buah tunggal, tetapi juga dijadikan bahan rujak. Waduuuh ….nikmat deh! (Ida Dyah Ratnaningsih – Intisari Juli 2007)
Baca juga: Makan Tikus Hidup untuk Bertahan, Berikut Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR