Google Hingga Obama Dukung Ahmed Siswa yang Ditahan Polisi karena Membawa Jam Rakitan yang Diduga Bom

Anjani Harum Utami

Editor

Google Hingga Obama Dukung Ahmed Siswa yang Ditahan Polisi karena Membawa Jam Rakitan yang Diduga Bom
Google Hingga Obama Dukung Ahmed Siswa yang Ditahan Polisi karena Membawa Jam Rakitan yang Diduga Bom

Intisari-Online.com- Ahmed Mohammed (14), siswa yang ditahan polisi karena membawa jam rakitan yang diduga bom kini banjir dukungan, mulai dari Google, Facebook, bahkan hingga Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama.

Obama, dalam akun @POTUS menuliskan ingin bertemu dengan Ahmed dan melihat secara langsung jam yang telah dibuat Ahmed. Obama bahkan mengajak Ahmed untuk lebih banyak menginspirasi anak-anak Amerika Serikat lewat ilmu pengetahuan.

Zuckerberg, menuliskan secara langsung dukungan kepada Ahmed melalui Facebook pribadinya dan mengatakan tidak seharusnya Ahmed ditahan hanya karena membuat jam rakitan.

“Memiliki kemampuan dan ambisi untuk membuat sesuatu yang keren itu seharusnya mendapatkan tepuk tangan, bukan malah ditahan. Masa depan adalah milik orang-orang seperti Ahmed,” tulis Zuckerberg.

Zuckerberg juga mengundang Ahmed untuk datang ke markas besar Facebook di California, Amerika Serikat untuk bertemu dengannya. “Ahmed, datanglah ke Facebook. Saya akan senang bertemu denganmu,” tulis Zuckerberg.

Google, dalam akun @googlescfair juga mengundang Ahmed untuk memamerkan kemampuannya di Google Science Fair pada 22 September 2015 mendatang. “Hei Ahmed, datanglah ke Google Science Fair pekan ini, dan jangan lupa untuk membawa jam buatanmu,” tulis @googlescifair.

Kasus ini bermula dari polisi yang menangkap Ahmed di SMA MacArhur High, Texas, Amerika Serikat karena diduga membawa bom. Padahal, yang Ahmed bawa tak lain adalah jam rakitan yang akan dikumpulkan untuk tugas kelas teknik terapan. Pelajar keturunan imigran asal Sudan ini kemudian diperiksa, dipaksa memberikan sidik jari, serta ditahan beberapa jam di unit kejahatan anak, sebelum akhirnya dibebaskan pada Selasa (15/9) karena terbukti tidak ada indikasi terorisme.