Berkarya Dengan Hati

K. Tatik Wardayati

Editor

Berkarya Dengan Hati
Berkarya Dengan Hati

Kisah dibawah ini menarik untuk dijadikan inspirasi dalam karya kita sehari-hari.

Seorang pengukir bernama Ching menyelesaikan pekerjaan pada sebuah bingkai lonceng. Setiap orang melihat mengaguminya, karena rupanya itu seperti karya roh halus. Ketika Pangeran di Lu melihat itu, ia bertanya, “Engkau itu genius macam apa, bahwa engkau dapat membuat barang seperti itu?”

Pengukir menjawab, “Duli tuanku, aku ini hanya seorang pekerja biasa. Saya bukan genius. Tetapi ada sesuatu. Kalau aku membuat bingkai lonceng, aku bermeditasi selama tiga hari untuk menenangkan pikiranku. Kalau sudah meditasi tiga hari, aku tidak lagi berpikir tentang pahala atau upah. Kalau aku bermeditasi lima hari, aku tidak lagi memikirkan pujian atau celaan, keterampilan atau kelambanan. Kalau aku bermeditasi tujuh hari aku tiba-tiba lupa anggota lain tubuhku; ya, aku lupa diriku sendiri. Aku tidak sadar lagi akan istana dan alam sekitarnya. Hanya pribadiku saja tetap tinggal. Dalam keadaan itu aku masuk hutan, dan memeriksa setiap pohon, sampai aku temukan satu, dimana kulihat bingkai lonceng sempurna. Lalu tanganku mengerjakan tugas. Setelah menyisihkan diriku, kodrat bertemu kodrat dalam karya yang dilakukan melalui aku. Inilah kiranya yang menyebabkan setiap orang berkata, bahwa hasil yang terselesaikan itu karya para roh halus.”

Kata seorang pemain biola terkenal tentang suksesnya dalam memainkan Violin Concerto karya Beethoven. “Aku punya musik hebat, biola hebat, dan alat gesek hebat. Apa yang kuperlukan hanya mempertemukan mereka itu dan aku sendiri menyingkir.”