Intisari-Online.com – Setelah penerbangan menegangkan dan menunggu hingga dua jam di bandara akibat tertundanya penerbangan, Fred akhirnya sampai juga ke hotelnya.
Resepsionis sangat lambat dan butuh waktu lama untuk melayani check-inseorang tamu di depan Fred. Ketika tiba gilirannya, resepsionis tadi malah berpaling kepada Fred. “Sebentar, Pak. Saya akan segera kembali.”
Fred begitu kesal dan mengumpat. Ini sudah larut malam. Ia lelah, dan ia hanya ingin segera ke kamarnya.
Para tamu lain berpaling kepada Fred dan mengatakan, “Pak, resepsionis ini masih baru dan sedang belajar melakukan pekerjaannya. Ia akan melakukan yang terbaik yang ia bisa. Anda harus bisa memahaminya.”
Fred jadi malu. Tiba-tiba saja ia terkejut: Bagaimana jika tamu ini akan menghadiri konferensi dengan salah satu pembicaranya dia di hari berikutnya?
Ketika resepsionis itu kembali, Fred sebenarnya masih dalam keadaan mood yang buruk, tetapi ia berusaha untuk tidak menunjukkannya.
Keesokan paginya, di dalam lift Fred bertemu dengan tamu yang semalam. “Terima kasih atas keberanian Anda untuk berbicara semalam. Saya benar-benar tidak bisa mengontrol rasa frustasi saya.”
Kedua orang itu akhirnya mengobrol. Untungnya, pria tadi berada di kota ini untuk urusan lain. Mereka pun berpisah di lobi.
Fred tidak pernah melupakan pelajaran yang ditunjukkan orang ini. Tidak peduli apa yang akan Anda lalui, sebaiknya bersikap sabar, pengertian, dan bersikap baik.
Hari buruk bisa saja menimpa kita kapan saja. Namun, jangan biarkan tindakan kita akibat hari buruk itu menjadi hari buruk juga bagi orang lain. (Bits &Pieces)