Intisari-Online.com - Seorang guru besar filosofi berdiri di depan kelas. Di mejanya terserak beberapa barang. Ketika kelas dimulai, tanpa berkata sepatah pun ia mulai mengambil tabung gelas besar dan mulai mengisinya dengan bebatuan, berdiameter sekitar 5 cm.
Lalu ia berkata kepada para muridnya apakah tabung terisi penuh. Kenyataannya memang begitu.
Kemudian profesor itu kembali mengambil sekotak koral dan memasukkan ke dalam tabung. Ia menggoyang-goyangkan tabung dengan perlahan. Koral-koral itu mengisi rongga-rongga antarbatu yang beradu. Ia kembali bertanya apakah tabung itu masih muat. Para murid mengiyakan.
Profesor melanjutkan dengan mengambil sekotak pasir. Kembali ia tuangkan ke tabung dan menggoyang-goyangkan tabung secara perlahan. Pasir itu pun menyelinap mengisi kekosongan ruang yang terbentuk antara campuran batu dan koral.
"Tabung ini masih bisa memuat pasir tadi 'kan?" tanya Profesor yang diiyakan secara serempak oleh para murid.
"Nah, saya ingin kalian mengerti bahwa tabung ini bisa diibaratkan dengan hidup Anda. Batu-batuan merupakan persoalan yang penting - keluarga Anda, pasangan Anda, kesehatan, anak-anak. Hal-hal yang jika hal lain hilang dan hanya tinggal batu tadi, hidup Anda masih terasa penuh. Koral melambangkan hal lain dalam kehidupan seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, atau mobil Anda. Sedangkan pasir mewakili persoalan sepele.
"Jika Anda memasukkan pasir terdahulu, tidak ada ruang bagi koral dan batu. Begitu juga dengan hidup Anda. Jika Anda menghabiskan banyak waktu dan energi untuk hal-hal kecil itu, Anda tidak pernah memiliki ruang yang cukup untuk hal-hal yang lebih penting. Beri perhatian kepada hal-hal yang sangat berarti dalam kebahagiaan Anda. Bermainlah dengan anak-anak. Ajak kencan pasangan Anda. Selalu akan ada waktu untuk bekerja, membersihkan rumah, atau menghadiri pesta malam hari.
Beri perhatian pertama kali kepada batu. Persoalan yang benar-benar sangat berarti bagi Anda. Atur prioritas. Dan sisanya hanyalah pasir”