Intisari-Online.com – Selama bertahun-tahun, Walter Swords setia mengunjungi rumah makan di sebuah kota kecil Texas. Namun ia dikenal sebagai si bengal. Bermulut "kotor", menampakkan muka bermusuhan, dan suka pilah-pilih.
Melina Salazar adalah pelayan rumah makan yang setia menunggu menunggu Swords setiap kali makan malam di restoran. Meskipun sakit hati karena tindakan dan omongan Swords, namun Salazar selalu melayani Swords dengan hati riang. Ia selalu memastikan makanan yang tersaji panas dan cara penyajian yang disukai Swords. Senyumnya selalu tersedia setiap kali Swords memesan.
Suatu hari, Salazar menyadari kalau Swords sudah beberapa hari tidak muncul di rumah makannya. Ia baru mengetahui penyebabnya setelah membaca berita obituari di koran. Oh, ternyata Walter Swords telah meninggal.
Beberapa bulan kemudian, Salazar diberitahu bahwa mantan pelanggannya itu telah mewariskan AS$ 50.000 dan mobilnya kepada Salazar. Tentu saja hal ini mengejutkan Salazar. Juga orang-orang yang mengenal Swords. Mereka tidak menyangka bahwa di balik muka dan sikap tak ramah Swords tersimpan hati yang murah.
Apakah ada yang aneh dari cerita itu?
Sebenarnya tidak sebab kita semua memiliki potensi untuk bersikap baik. Termasuk Swords yang tidak disukai banyak orang karena sikap dan omongannya itu. Kita memiliki berbagai cara untuk mengekspresikan kebaikan kita: dengan senyuman, sentuhan, atau kata-kata dukungan di saat-saat sulit.
Salazar memberi contoh bahwa dia tidak terbawa emosi saat meladeni Swords. Ia tetap baik dan itu menyentuh relung hati Swords. Setiap kebaikan pasti akan berbalas.