Intisari-Online.com - Tuhan yang Maha Baik memberi kita ikan, tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya. Demikian juga jika kita terus menunggu waktu yang tepat, mungkin kita tidak akan pernah mulai. Mulailah sekarang. Mulailah ketika kita berada sekarang dengan apa adanya.
Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya. Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan, tetapi kehidupan lajang juga memiliki suka-duka. Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kita setengah terpejam sesudahnya. Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya. Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah hati seorang wanita.
Begitu juga Persahabatan. Ia adalah satu jiwa dalam dua raga. Persahabatan sejati layaknya kesehatan. Nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya. Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu di dalam hati kita dan akan menyanyikan kembali tatkala kita lupa akan bait-baitnya. Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga kita. Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan, tapi jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain. Menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kita.
Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan di kala kamu senang dan perisai di waktu kita susah. Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan. Karena semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya. Akan tetapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kita tidak bisa melihat keduanya.
Begitu juga Kebijakan. Ia seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang benar. Orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat. Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta. Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan melihat orang bersikeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.
Apa yang berada di belakang kita dan juga yang berada di depan kita adalah perkara kecil jika dibandingkan dengan apa yang berada di dalam diri kita. Kita tak bisa mengubah masa lalu, tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan. Bila Kita mengisi hati dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri.
Jika kita berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kita sudah berada di jalan yang benar menuju sukses. (BMSPS)