Intisari-Online.com- Suatu ketika, seorang kaisar sedang berburu di hutan. Saat sore menjelang, waktunya ia berdoa. Turun dari kuda ia lalu menggelar tikar di tanah dan berlutut untuk berdoa.
Pada saat bersamaan, seorang wanita petani kebingungan karena kehilangan suami. Sudah sesore ini suaminya belum pulang ke rumah. Tidak seperti biasanya. Ia bergegas lewat dan mencari-cari suaminya dengan cemas. Dalam kekalutan itu ia tidak melihat sosok sang Kaisar yang sedang berlutut dan ttersandung. Ia lalu bangun dan tanpa sepatah kata maaf, terus lari masuk hutan.
Berhubung Kaisar menaati peraturan selama berdoa, ia tidak berbicara kepada siapa pun selama berdoa.
Tepat kira-kira doa Kaisar selesai, wanita tadi girang karena suaminya sudah ketemu dan kembali melintas di dekat Kaisar. Wanita itu terkejut melihat Kaisar dan para pengawalnya mengepung dia. Dengan lantang Kaisar berkata, "Jelaskan perilakumu yang tidak sopan itu. Jika tidak engkau akan dihukum."
"Duli tuanku, aku tenggelam dalam pikiran akan suamiku hingga sampai tidak melihat tuanku di sini. Tuanku sedang khusyuk berdoa. Tentu saja tuanku tenggelam dalam Dia yang jauh tanpa batas melebihi harganya dari suamiku. Lalu, bagaimana bisa tuanku mengenali hamba yang tersandung tuanku?"
Sang Kaisar terdiam dan merasa malu. Lalu ia menuturkan kepada sahabat-sahabatnya bahwa seorang petani yang tak berilmu tinggi malah mengajarinya tentang makna doa.