Intisari-Online.com – Orang Jawa membungkusnya dalam ungkapan urip sak madya. Hidup yang secukupnya. Peribahasa menyatakan, "Di atas langit, masih ada langit". Cerita berikut menjadi cermin bagi kita semua bahwa keinginan itu ibarat langit.
Ayah adalah seorang pekerja keras yang mencukupi seluruh kebutuhan hidup istri dan tiga anaknya. Malam hari ia mengikuti kuliah malam, berharap agar ilmunya bertambah sehingga suatu hari ia menemukan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Kecuali hari Minggu, Ayah hampir tidak pernah makan malam bersama keluarga. Ia bekerja dan bekerja sangat keras karena ingin menyenangkan keluarganya dengan uang yang diperolehnya.
Setiap kali keluarganya mengeluh soal kurangnya Ayah berkumpul dengan keluarga, ia berdalih bahwa semua yang dilakukan ini untuk mereka. Meskipun ia sangat ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarganya.
Akhirnya, Ayah pun lulus dari kuliahnya dengan prestasi gemilang. Setelah itu, ia ditawari pekerjaan sebagai penyelia senior yang dibayar mahal. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, Ayah kini mampu memberikan sedikit kemewahan bagi keluarganya.
Namun, keluarganya masih belum dapat berkumpul dengan bahagia bersama Ayah. Ia terus bekerja keras dan berharap dipromosikan menjadi manajer. Ayah mengambil kursus supaya cita-citanya terwujud.
Sekali lagi, setiap keluarganya mengeluh, Ayah beralasan bahwa ia melakukan semua ini untuk mereka. Meskipun ia sangat ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarganya.
Kerja kerasnya terbayar dan ia pun dipromosikan. Penuh sukacita, ia memutuskan untuk membayar pembantu dan membebaskan istrinya dari tugas-tugas rutinnya. Namun, ia merasa rumahnya terlalu kecil untuk mereka tempati. Ia pun berniat membeli sebuah apartemen. Ayah pun memutuskan untuk sekolah lagi agar dipromosikan dan cita-citanya untuk membeli apartemen terwujud. Kini, bahkan hari Minggu pun Ayah tidak pernah libur.
Seperti yang diharapkan, kerja keras Ayah terbayar. Ia pun membeli sebuah apartemen. Pada hari Minggu malam pertama di rumah baru mereka, Ayah mengatakan kepada keluarganya bahwa ia memutuskan untuk tidak akan mengambil kursus lagi dan mengejar promosi-promosi lagi. Sejak itu ia ingin mencurahkan lebih banyak waktu untuk keluarganya.
Keeseokan harinya Ayah tidak bangun-bangun.