Kita Tak Bisa Mendikte Keajaiban

Agus Surono

Editor

Kita Tak Bisa Mendikte Keajaiban
Kita Tak Bisa Mendikte Keajaiban

Intisari-Online.com - Tuhan selalu punya jawaban atas doa seseorang. Jawaban doa itu bisa iya, bisa tidak, atau ...? Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk umat-Nya. Seperti dalam kisah berikut ini.

Di sebuah pinggir kota, seorang nenek hidup sendirian di sebuah rumah bersahaja. Untuk menyambung hidup, ia berjualan tempe setiap hari. Pada suatu hari, sang nenek terlambat memberi ragi, sehingga tempe tidak matang tepat pada waktunya. Saat daun pisang pembungkus tempe dibuka, kedelai-kedelai masih belum menyatu. Kedelai tersebut masih keras dan belum menjadi tempe.

Hati sang nenek mulai menangis. Apa yang harus dilakukan? Ia tidak bisa membayangkan jika tidak berjualan tempe. Akan memperoleh uang dari mana untuk makan? Dengan air mata yang masih mengalir, sang nenek bersimpuh berdoa.

Setelah selesai berdoa pagi, sang nenek membuka daun pisang pembungkus tempe. Belum ada satu pun yang matang. Keajaiban belum datang, doanya belum dikabulkan. Tetapi sang nenek percaya jika doanya akan terkabul, sehingga dia berangkat ke pasar saat matahari belum bersinar, mengejar rezeki dengan menjual tempe.

Sesampai di pasar, sang nenek kembali membuka pembungkus tempe. Masih belum matang. Tak apa, nenek tersebut terus menunggu hingga matahari bersinar terik. Satu per satu orang yang berbelanja berlalu lalang, tetapi tak satu pun yang mau membeli tempe sang nenek. Matahari terus bergerak hingga para pedagang mulai pulang dan mendapat hasil dari berjualan.

Tempe dagangan penjual lain sudah banyak yang habis, tetapi tempe sang nenek tetap belum matang. Apakah Tuhan sedang marah padaku? Apakah Tuhan tidak menjawab doaku? Air matanya kembali mengalir.

Tiba-tiba, ada seorang ibu yang menghampiri sang nenek. “Apakah tempe yang ibu jual sudah matang?” tanya sang pembeli.

Sang nenek menyeka air mata lalu menggeleng, “Belum, mungkin baru matang besok,” ujarnya.

“Syukurlah. Kalau begitu saya beli semua tempe yang ibu jual. Dari tadi saya mencari tempe yang belum matang, tetapi tidak ada yang menjual,” ujar sang pembeli dengan suara lega.

“Kenapa ibu membeli tempe yang belum matang?” tanya sang nenek dengan heran. Semua orang selalu mencari tempe yang sudah matang.

“Anak laki-laki saya nanti malam berangkat ke Belanda. Dia ingin membawa tempe untuk oleh-oleh karena di sana susah mendapat tempe. Kalau tempe ini belum matang, maka matangnya pas saat anak saya sampai ke Belanda,” ujar sang ibu dengan wajah berbinar.

Inilah jawaban atas doa sang nenek. Tempe-tempe itu tidak langsung matang dengan keajaiban, tetapi dengan jalan lain yang tidak dikira-kira.

Begitulah, Tuhan selalu punya jawaban terbaik untuk doa umat-Nya. Kadang sebuah doa tak langsung mendapat jawaban. Kadang doa seseorang tidak dijawab dengan ‘iya’ karena Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk umat-Nya. (BMSPS)