Advertorial

Inilah Tempat yang Matahari Bersinar 24 Jam, Bagaimana Cara Berpuasa di Sana?

Lila Nathania
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Fenomena ini menyebabkan Kota Midnight Sun mendapatkan matahari bersinar 24 jam sehari selama 56 hari berturut-turut.
Fenomena ini menyebabkan Kota Midnight Sun mendapatkan matahari bersinar 24 jam sehari selama 56 hari berturut-turut.

Intisari-online.com - Selama bulan suci Ramadan, kaum Muslim harus berpuasa sejak matahari terbit hingga terbenam.

Jadi bagaimana kaum Muslim berpuasa di Midnight Sun, tempat matahari bersinar 24 jam sehari?

Setiap tempat di bumi memiliki rentang waktu siang dan dmalam yang berbeda.

Karena itulah setiap umat Muslim di dunia akan berpuasa dengan jangka waktu berbeda pula.

Nah, bagaimana Anda berpuasa jika dalam satu hari matahari bersinar selama 24 jam penuh?

BACA JUGA:Banyak yang Masih Ragu, Ini Bukti Aksi Jalan Kaki Khamim dari Pekalongan ke Mekah untuk Ibadah Haji Sah dan Benar Adanya

Midnight Sun adalah sebuah tempat kecil di bagian Lingkaran Arktik yang tidak punya waktu malam saat musim panas. Hingga pertengahan Agustus, matahari tidak pernah tidur di sana.

Untunglah menurut Muhammad Asif Mirza, Wakil Ketua Pusat Islam di Yellowknife Kanada, kaum Muslim di sana tak perlu berpuasa terus-menerus tanpa henti.

Menurut para ahli agama Islam, ada dua opsi dalam menghadapi fenimena alam ini.

Pertama yaitu mengikuti waktu matahari terbit dan terbenam dari kota besar terdekat.

BACA JUGA:Kota Rjukan, Setiap Tahun Tidak Kena Cahaya Matahari Enam Bulan

Sedangkan kedua mengikuti waktu puasa di Mekkah, Arab Saudi.

Mirza sendiri bersama dengan keluarganya sekarang mengikuti waktu matahari terbit dan terbenam di Edmonton, ibukota Provinsi Alberta, Kanada.

Di kota itu kaum Muslim berpuasa mulai pukul 02.56 pagi hingga 10.08 malam.

Jangka waktu puasa 19 jam 15 menit ini lebih panjang dari jangka waktu puasa di Mekkah yaitu 14 jam.

BACA JUGA:Joanna Palani, Sniper Cantik yang Jadi Most Wanted-nya ISIS

Tahun ini puasa terasa cukup berat bagi Mirza karena bulan Ramadhan terjadi saat titik balik matahari musim panas.

Fenomena ini menyebabkan Kota Midnight Sun mendapatkan matahari bersinar 24 jam sehari selama 56 hari berturut-turut.

Ketika masih kecil, Mirza tinggal di Swedia dan di sana berpuasa sungguh lebih mudah.

Bulan Ramadhan pernah jatuh saat musim dingin sehingga ia hanya perlu berpuasa selama empat hingga lima jam saja.

Meski tahun ini puasa terasa lebih berat baginya, Mirza tak mengeluh.

Menurutnya jika seseorang benar-benar beriman dan ingin mengikuti perintah agamanya, apapun dapat dilakukan.

Semoga saja puasa yang dilakukan semua orang di dunia ini berkenan di mata Allah (Yahoo).

BACA JUGA:Tanda-tanda Pasangan Hanya Memanfaatkan Anda, Salah Satunya Mungkin Sedang Anda Rasakan

Artikel Terkait