Intisari-Online.com – Sekali waktu, elang kesepian tinggal di atas pohon di tepi sungai. Ia masih muda dan tampan, tapi tidak mempunyai teman. Suatu hari, ia melihat seekor elang betina di pohon lain, dan elang itu bermaksud menikahinya. Tapi elang betina itu menolak karena elang jantan itu tak punya teman.
“Maukah kau menikah denganku jika aku punya tiga teman?” tanya elang jantan. Elang betina pun mengiyakan.
Elang jantan kemudian pergi mencari teman-teman. Sementara terbang di tepi sungai, ia melihat kura-kura besar. Elang terbang ke arahnya dan berkata, “Kura-kura, maukah kau menjadi temanku dan membantuku jika aku memerlukanmu?” Kura-kura setuju untuk menjadi temannya, dan berkata, “Hubungi aku kapanpun kau membutuhkanku dan aku akan ke tempatmu.”
Elang juga berjanji kepada kura-kura untuk membantunya setiap saat, kemudian ia terbang untuk mencari teman kedua. Tak lama ia mendapati seekor elang laut. Elang jantan itu pun bertanya apakah ia bisa menjadi temannya dan membantunya saat ia membutuhkan. Elang laut sangat senang menerima tawaran persahabatan itu dan menawarinya bantuan apabila elang jantan membutuhkannya.
Elang senang, ia telah memiliki dua teman.
Ia pun terbang melanjutnya mencari teman ketiga. Ia terbang di atas hutan dan melihat harimau. Ia pun mendekati harimau dan meminta ia untuk menjadi temannya. Harimau siap menerima persahabatan dan berkata, “Mulai sekarang dan seterusnya, aku temanmu. Tak seorang pun akan merugikanmu. Jika ada yang mencoba menyakitimu, hubungi aku dan aku akan bersamamu untuk membantumu.”
Elang itu sangat bahagia. Ia mengucapkan terima kasih pada harimau, dan terbang kembali mendapati elang betina, dan berkata, “Saya telah mempunyai tiga teman, kura-kura, elang laut, dan harimau. Maukah kau menikah denganku sekarang?”
Elang betina itu pun setuju menikah dengannya. Segera, pernikahan pun berlangsung dengan dihadiri ketiga teman baru elang jantan. Setelah beberapa bulan mereka mempunyai dua bayi elang. Mereka pun hidup bahagia dalam sarang mereka.
Suatu hari, dua pemburu datang dan duduk di bawah pohon tempat sarang keluarga elang. Mereka lelah dan lapar. Mereka tidak mampu berburu binatang apapun. Mereka memutuskan untuk menangkap ikan. Tapi mereka tidak bisa melakukannya.
Hari mulai gelap dan pemburu memutuskan untuk menghabiskan malam di bawah pohon itu. Untuk menghangatkan diri, mereka membuat api unggun. Api membumbung tinggi. Bayi elang yang ada di atas pohon tidak tahan dengan asap dari api unggun. Mereka mulai menangis.
Pemburu mendengar teriakan mereka. Salah satu dari mereka berkata, “Hei, ada burung di pohon ini. Mari kita tangkap mereka. Dan kita panggang untuk makanan kita.” Pemburu yang lain pun setuju.
Elang-elang pun mendengar perkataan mereka, yang sangat mengkhawatirkan keamanan bayi mereka. Elang betina menyarankan agar elang jantan mencari bantuan teman-teman mereka. Elang pergi ke tempat elang laut dan menceritakan masalahnya. Elang laut berkata,” Pulanglah dan lindungi bayimu. Aku akan mengatasi pemburu.”
Elang laut terjun ke sungai dan kemudian terbang di atas api. Air mambasahi api. Ia berulang kali menyelam ke sungai dan terbang di atas api. Api pun padam. Para pemburu menyalakan lagi, namun setiap kali elang laut menyiramnya dengan air.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR