Intisari-Online.com – Konon, di sebuah negara pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orangtua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.
Pada suatu hari, seorang pemuda berniat membuang ibunya ke hutan, karena sang Ibu telah lumpuh dan mulai pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya.
Sang Ibu yang terlihat tidak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya dan mematahkannya, kemudian menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Sesampainya di hutan yang sangat lebat, si Anak menurunkan Ibunya dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata ia juga tidak menyangka sanggup melakukan perbuatan ini.
Justru si Ibu yang tampak tegar. Dalam senyumnya, ia berkata, “Anakku, aku sangat menyayangimu. Dari kau kecil sampai dewasa aku selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi aku sudah menandai sepanjang jalan yang kita lewati dengan ranting-ranting kayu. Aku takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah.”
Demi mendengar kata-katanya Ibunya tadi, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si ibu pulang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat si Ibu yang sangat mengasihinya sampai si Ibu meninggal.
Orangtua bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Menitipkan mereka di panti jompo, dan hanya mengunjungi jika sempat tidak jauh lebih mulia dibanding membuang mereka ke hutan dan membiarkan mereka meninggal dalam kesendirian merindukan perhatian dan kasih sayang orang-orang yang mereka kasihi. Siapa? Siapa lagi kalau bukan anak-anak orangtua kita sendiri, ya kita ini. Hormati orangtua kita dengan demikian kehidupan kita pun akan diberkati oleh Tuhan. (YDA)