Kungkum Banyu Panas Neng Gunung Pancar

Agus Surono

Editor

Mandi air panas di Gunung Pancar
Mandi air panas di Gunung Pancar

Intisari-Online.com - Cukupjudul saja yang pakai bahasa Jawa. Hitung-hitung mencoba menyelamatkan bahasa daerah sebab baca di Kompasbeberapa waktu silam di Papua ada sembilan bahasa daerah yang punah. Memang, ada ratusan bahasa daerah di Papua.

Jadi teringat sewaktu menembus hutan belantara untuk bertemu dengan sebuah suku terisolir di Papua. Untuk berkomunikasi saya perlu menggunakan dua penerjemah. Satu penerjemah menerjemahkan bahasa suku itu ke bahasa tetangga, satunya menerjemahkan bahasa suku tetangga ke bahasa Indonesia.

Ah, jadi ngelantur. Kapan-kapan saja cerita soal bahasa daerah ini. Kembali ke Gunung Pancar, saya sudah lama merencanakan ke tempat ini membawa anak-anak mengenal dengan dekat sebuah hutan. Kebetulan ada air panas di sini. Jadi bisa sekalian berendam.

(Baca juga:Ngalap Berkah di Pesarean Gunung Kawi, Kalau Sedang Duduk-duduk Lalu Kejatuhan Daun Pertanda akan Dapat Rezeki)

Keluar pintu tol Sentul di km-34, ambil jalan masuk ke Sirkuit. Sebelum gerbang Sirkuit, ambil belokan kanan. Ke kiri akan membawa Anda ke Citeureup. Ikuti saja jalan ini. Beberapa ruas jalan sudah rusak. Aspalnya terkelupas dan meninggalkan lubang yang cukup untuk menggoyangkan penumpang belakang.

Jalan ini akan bermuara di pertigaan di Pasar Babakan Madang. Ambil jalan lurus. Kalau ke kanan akan menuju ke Terminal Bus Sentul City.

Tak jauh dari pertigaan sudah dicegat dengan retribusi perawatan jalan. Cuma Rp 2.000,-. Setelahnya jalanan relatif mulus. Melewati perkampungan akhirnya kita sampai di persawahan, batas perkampungan. Hawa pegunungan sudah mulai terasa. Jalan mulai menanjak dan berkelak-kelok.

Ketemu pertigaan, ikuti papan penunjuk yang mengarahkan kita ke kanan. Masih melewati pemukiman, akhirnya tak lama kemudian gerbang Wana Wisata sudah terlihat. Udara semakin segar saja.

Di pintu gerbang Ekowisata Gunung Pancar Bogor kita akan ditanyai, “Berapa orang?” Terus terang saya tergagap-gagap menjawabnya. Bagaimana tidak? Wong dari luar sudah jelas terlihat berapa orang di dalam kendaraan, masih ditanya. Ketika saya bilang dua dewasa dua anak, petugasnya bilang ke temannya yang jaga di loket, “Empat belas ribu rupiah.” Tak jauh dari loket ada papan tarif. Untuk mobil Rp 2.000,- penumpang dewasa Rp 4.000,- dan anak-anak dihitung Rp 2.000,-.

Memasuki kawasan Wana Wisata langsung disergap kerindangan pohon pinus yang rapat. Udara semakin sejuk di sini. Kaca jendela pun aku buka lebar-lebar biar udara segara leluasa mengerumuni tubuh kami. Jalanan selebar sekitar empat meter itu mulai menanjak. Beberapa bagian sudah bolong, tergerus waktu.

(Baca juga:Pingin Mi Instan dengan Rasa Berbeda? Kami Pandu Anda Ke Lokasinya)

Ada dua tempat yang bisa dituju di kawasan ini: Gunung Pancar Health & Spiritual Center dan Giri Tirta Hot Spring Resort. Ada satu lagi tempat berendam. Tapi karena gratis untuk masuknya, jadi kalau ramai bisa berjubel.

Dari jalur masuk tadi, Giri Tirta belok kiri, sedangkan Gunung Pancar lurus. Hati-hati, sebelum masuk kawasan Gunung Pancar ada tanjakan tajam menikung ke kanan yang dijaga anak-anak.

Memasuki kawasan Gunung Pancar Health & Spiritual Center kita ditarik biaya lagi. Per orang Rp 10.000,- dan mobil Rp 4.000,-. Setelah parkir, silakan putuskan: mau makan dulu atau langsung berendam.

Dibandingkan dengan pemandian air panas Tirta Sani atau Ciater, air panas di Gunung Pancar mengandung banyak mineral. Jadi, tidak tercium bau belerang yang menyengat. Namun panasnya menyengat, sekitar 40-an derajat Celcius.

Oleh karena itu, sebelum mencebur biasakan dulu tubuh dengan panasnya air. Merendam kaki misalnya. Atau membasuhkan air ke sekujur tubuh.

Untuk berendam kudu menyiapkan uang lagi. Rp 10.000,- juga. Bingung juga, kok bayarnya tidak sekaligus. Namun kayaknya karena pengelolanya berbeda.

Ada beberapa kolam yang disediakan untuk berendam. Ada yang model alami dengan dinding batu-batu kali, ada juga model modern menggunakan keramik sebagai dinding kolam. Untuk anak-anak juga dibuatkan bak khusus.

Selain berendam, layanan yang diberikan di sini adalah terapi air panas. Ini sebetulnya mirip dengan pijat saja, tapi menggunakan semprotan air panas.

Pertama kita disuruh telungkup di atas tempat semacam undakan yang di-finishing dengan keramik. Lalu penerapi dengan selang bernozel menyemprotkan air panas ke tubuh kita, mulai dari telapak kaki sampai kepala. Geli campur sedikit sakit saat semprotan air itu mengenai telapak kaki.

Yang perlu diperhatikan adalah saat semprotan di arahkan ke punggung dan tengkuk kita. Semprotan air panas membuat kita kesulitan mengambil napas. Jadi, biasakan bernapas menggunakan mulut.

Namun, sensasi pijatan semprotan air panas ini lama kelamaan sungguh menenangkan. Segala ketegangan otot seperti mengendur, menjadi santai.

Selesai telungkup kita disuruh duduk dengan kaki menjuntai. Sekarang giliran tangan disemprot mulai dari jari-jari sampai ke lengan, kiri – kanan. Beralih ke kaki, juga dari telapak sampai ke pangkal paha. Tentu kiri – kanan juga.

Habis itu bagian badan depan mulai dari perut di atas kemaluan sampai dada. Terakhir, kepala. Nah, saat kepala disemprot ini kita disuruh menutup lubang telinga sebab ditakutkan air masuk ke telinga.

Proses pijat semprot air panas ini memakan waktu sekitar 15 menit. Uhh ... badan terasa nikmat. Enteng rasanya.

Jika ingin memperoleh layanan ekslusif, cobalah Giri Tirta Hot Spring Resort & Spa. Untuk ke sini jalan berliku dan tidak mulus. Namun pemandangan yang diberikan sebanding.

(Baca juga:Kenali Neurosis yang Bikin Perkawinan Tak Harmonis)

Lokasinya yang di sebalah kiri bukit memberikan keleluasan mata untuk memandang bentangan sawah dan deretan bukit menghijau. Jika sudah melihat suasana Gunung Pancar Health & Spiritual Center, akan langsung memaklumi mengapa tarif di Giri Tirta lebih mahal.

Giri Tirta menyediakan 13 unit vila, lengkap dengan kolam air panas di masing-masing vila. Layanan yang diberikan adalah spa treatment, message, dan outbound.

Jika ingin bermalam, mengutip berita di Koran Tempo, biayanya Rp 650 ribu sampai Rp 2 juta per malam. Boleh sekeluarga, berombongan silakan. Dengan suasana dan layanan seperti itu, tak heran kalau Giri Tirta sering dijadikan tempat rapat sekaligus outbound.

Selain menawarkan wisata alam dan air, Wana Wisata Gunung Pancar memuaskan dahaga mereka yang suka bersepeda, khususnya aliran downhill. Ada trek khusus untuk itu.

Sayang, saya tidak tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk menjajal trek ini. Sekilas cukup menantang treknya. Jalan menurun di kerimbunan pohon pinus.

Satu hal yang amat disayangkan di sini, tempat membuang sampah tidak memadai. Setidaknya itulah pengamatan saya sewaktu menyusuri dari pintu gerbang sampai kawasan wisata air panas. Alhasil, saat berhenti di pinggir jalan untuk potret-potret sampah berserakan.

(Baca juga:10 Kalimat Inspiratif Gus Mus yang Menggetarkan Jiwa)

Bagi yang suka trekking, cycling, hunting foto, mencari lokasi prewedding, atau sekadar refreshing, Gunung Pancar bisa menjadi alternatif. Letaknya yang tidak jauh dari Jakarta (sekitar 40 km) menjadi faktor yang tidak bisa tidak harus berkunjung!

Pulangnya saya menjajal jalur satunya, lewat Perumahan Sentul City. Jadi, pas di pertigaan Pasar Babakan Madang, ambil jalur ke kiri. Ikuti jalan itu dan nanti akan tembus ke Sekolah Pelita Harapan dan Terminal Bus Sentul City. Relatif lebih bagus jalannya. Apalagi kalau sudah masuk perumahan Sentul.

Jadi, kapan mau ke sana?

Artikel Terkait