Intisari-Online.com -Tak banyak orang mengetahui apa itu Mbaru Niang. Saat dijelaskan bahwa Mbaru Niang adalah rumah tradisional khas Flores yang kini hanya tinggal tersisa di desa Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, kembali muncul pertanyaan di mana itu Wae Rebo? Jangankan orang di luar Flores, orang Fores sendiri banyak yang tidak tahu letak Wae Rebo.
Sungguh disayangkan kondisi pengetahuan masyarakat kita terhadap aset pariwisata dan budaya negeri sendiri. Saat sebagian dari masyarakat Indonesia tak tahu apa itu Mbaru Niang, UNESCO Asia-Pacific baru saja menganugerahi penghargaan tertinggi kategori konservasi warisan budaya tahun 2012 kepada rumah tradisional berbentuk kerucut ini. Dalam rilis medianya, Tim Curtis, selaku ketua juri dari UNESCO Bangkok berujar, “Penghargaan tertinggi diberikan kepada Mbaru Niang karena telah mampu mewakili bentuk konservasi arsitektural, saat pengetahuan akan tradisi serta warisan tak berwujud menjadi metode dalam melestarikan warisan arsitektural tersebut”.
Mbaru Niang yang berbentuk kerucut ini mampu menampung 6-7 keluarga. Rumah tradisional ini sudah diwariskan turun-temurun dari leluhur masyarakat Flores dan kini sudah berusia 18 generasi. Mbaru Niang terdiri atas lima tingkat dengan fungsinya masing-masing. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, Mbaru Niang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan sajian untuk leluhur masyarakat Wae Rebo.
Bentuk bangunan Mbaru Niang yang berbentuk kerucut, melingkar, dan berpusat di tengah diyakini melambangkan persaudaraan yang yang pernah putus di Wae Rebo dengan leluhur mereka sebagai titik pusatnya. Pada kenyataannya, memang warga Wae Rebo tidak melupakan leluhurnya seperti yang tertuang dalam ungkapan “neka hemong kuni agu kalo”, yang bermakna “jangan lupakan tanah kelahiran”.