Di Atas Sana, Makanan Jadi Hambar

J.B. Satrio Nugroho

Editor

Di Atas Sana, Makanan Jadi Hambar
Di Atas Sana, Makanan Jadi Hambar

Intisari-Online.com -Simon Talling-Smith, Executive Vice President Americas for British Airways menjelaskan, kemampuan manusia dalam merasakan makanan dan minuman berkurang hingga 30 persen di ketinggian. Howard Hillman dari The New Kitchen Science (Mariner Books) juga mengonfirmasi bahwa bukan hanya sensitivitas lidah saja yang berkurang pada saat terbang, tapi juga penciuman.

Bukan rasa makanannya, tapi lebih karena proses tubuh yang dipengaruhi oleh ketinggian. Tekanan kabin mengurangi menguapnya molekul aroma pada makanan. Artinya, pada ketinggian, aroma makanan juga sulit tercium. Kalau Anda memperhatikan, pada saat mulai mendarat, bau-bauan mulai tercium kembali di kabin pesawat.

Lebih lagi, atmosfer kabin yang ultra-kering meembuat tubuh dehidrasi dan juga mengurangi mekanisme sensor penciuman, sehingga kemampuan indra penciuman juga berkurang. Zat diuretik seperti kopi dan alkohol semakin memperparah kondisi dehidrasi, sehingga kemampuan merasa dan mencium makanan semakin berkurang.

Makanan yang rasanya enak di darat menjadi hambar pada ketinggian sekitar 10.700 meter di atas permukaan tanah. Sejak tahun lalu, para chef penerbangan di British Airlines sedang berusaha memperkuat rasa dan aroma makanan pesawat dengan cara melipatgandakan aroma dan rasa dari bumbu-bumbuan aromatik. Mereka juga memilih makanan yang tepat untuk memunculkan selera makan penumpang. (foxnews.com)