Asthabrata; Batik Jelmaan Serat-serat Pakualaman

Moh Habib Asyhad

Editor

Asthabrata; Batik Jelmaan Serat-serat Pakualaman
Asthabrata; Batik Jelmaan Serat-serat Pakualaman

Intisari-Online.com - Bukan rahasia umum, Ngoyogyokarto Hadiningratalias Jogja sangat terkenal dengan batiknya. Salah satu yang terkenal pastinya batik yang dibuat di Kasultanan Yogyakarta, yang mempunyai corak yang sangat khas. Seolah tidak mau kalah dengan kakaknya, baru-baru ini komplek Pakualaman juga mengeluarkan batik khas yang disadur dari kitab-kita kuno yang berada di lemari arsip Pura Pakualaman.

Corak batik itu adalah Asthabrata, yang terinspirasi dari naskah Sestra Ageng Adidarma dan Sestradisusul. “Batik Asthabrata terdiri atas sembilan motif. Delapan motif menggambarkan Batara-batara yang ada di naskha tersebut, satu lagi adalah perpaduan dari delapan batara yang disebut corak Asthabrata ganep,” ujar Suratmi (gelar Nyi M. L. Renggomurti), penggambar motif batik Asthabrata.

Kedelapan Batara yang dijadikan motif dasar batik Asthabrata adalah sebagai berikut;

  1. Batara Indra.Adalah raja para pujangga yang tidak henti-hentinya menganugerahkan ilmu pengetahuan kepada siapa pun yang dia kehendaki. Bisa jadi, motif batik ini sangat cocok bagi mereka yang berwawasan luas. Nama batiknya Indra Widagda alias Indra yang pandai.

  2. Batara Yama.Ia adalah penegak hukum dan penumpas kejahatan. Pesan yang tersirat dari motif ini adalah seorang pemimpin harus bersifat adil dan tegas dalam urusan hukum. Meski demikian, ia juga harus memiliki sikap-sikap luhur dan mau mengampuni para penjahat yang telah menerima karmanya. Kita bisa menemui batik ini dengan nama Yama Linapsuh.

  3. Batara Surya.Renggan atau hiasan bunga matahari sangat mencolok dalam corak ini. Namanya saja Batara Surya. Pada beberapa bagian gambarnya, ditemukan warna kuning emas yang secara tersirat menganjurkan agar seorang pemimpin memiliki kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sekaligus bersifat dermawan yang tergambar dalam batik Surya Mularja.

  4. Batara Candra.Bunga soma yang merebak di malam hari menggambarkan Batara Candra yang selalu dirindukan. Ia adalah penebar kasih dan cinta. Sangat jelas makna yang terkandung dalam corak batik ini, sesama manusia harus saling mengasih dan menyayang. Tak hanya itu, pemimpinnya juga harusnya demikian.

  5. Batara Bayu.Motif Batara Bayu digambarkan dengan renggan gada Lukitasari, kelat bahu Candrakirana, sumping pudhak sategal, sisik porong naga, serta kain mermotif poleng melambangkan sifat yang tegar, gigih, mantap, dan penuh semangat.

  6. Batara Wisnu.Dalam naskah aslinya, terdapat senjata cakra dan trisula, juga tempat pembakaran dupa dengan nyala api dan asap dupanya mewakili identitas sang petapa. Ia menegaskan keutamaan budi dan tawakal merupakan perisai agar tidak terjerat rayuan duniawi. Kain batik tentang sang Batara dinamakan Wisnu Mamuja, alias Wisnu yang selalu memuja sang pencipta.

  7. Batara Brama.Senjatanya adalah pedang, tombak, panji, serta lidah api yang didominasi warna merah menyala. Pastinya ini melambangkan keberanian. Brama Sembada, nama batiknya, mencirikan keberanian serta wawasan teritorial yang cukup tajam.

  8. Batara Baruna.Ia adalah sosok batara yang cerdas lagi bijaksana. Oleh karenanya, batik tentang Batara Baruna dinamakan Baruna Wicakswa, yang mencerminkan sesosok cerdik-pandai, bersahaja, serta mampu mengayomi. Ketiga sifat itu menjadikannya sebagai sosok yang disegani, lawan dan kawan.

“Untuk menyatukan kedelapan Batara yang tergambar dalam delapan nama batik, dibuatlah satu motif batik lagi, namanya Asthabrata Ganep,” tambah Nyi Suratmi.