Kota Kuno Kembali Ditemukan di Israel

Moh Habib Asyhad

Editor

Kota Kuno Kembali Ditemukan di Israel
Kota Kuno Kembali Ditemukan di Israel

Intisari-Online.com -Sebuah kota kuno diklaim telah ditemukan oleh sekelompok arkeolog di Israel baru-baru ini. Kota kuno tersebut diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14 SM, letaknya berada di bawah situs kuno Gezer yang lebih dahulu terkenal.

Gezer sendiri merupakan situs penting sejak zaman perunggu, karena letaknya yang strategis yang merupakan jalur perdagangan lintas Mesir, Suriah, Mesopotamia, dan Anatolia. Kota ini adalah salah satu bagin penting dari kota kuno Kanaan.

Sedikit menyinggung Gezer. Kota ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam Al-Kitab disebutkan bahwa kota ini merupakan hadiah yang diberikan oleh Fir’aun Mesir kepada Raja Salomo (Sulaiman). Orang-orang Kanaan, Mesir, dan Asyura, diperkirakan telah berdiam di kota ini sejak lama.

Lebih tua dari Gezer

Sejatinya, situs kota kuno sudah digali sejak satu abad yang lalu. Dari beberapa penemuan pentingnya antara lain sebuah terowongan air yang berasal dari abad ke-10 sampai ke-8 SM.

Tapi penemuan kali ini, yang dilakukan oleh Samuel Wolff dan Steven Ortiz dari Israel Antiquities Authority, dianggap yang paling penting. Angka tahun yang ditemukan juga jauh lebih tua dari Gezer, yaitu abad ke-14 SM. Itu tandanya, kota kuno temuan terbaru tersebut jauh lebih tua dari Gezer.

Beberapa peralatan yang ditemukan dalam situs itu semakin menyakinkan bahwa itu adalah kota kuno yang dimaksud, salah satunya adalah jimat Raja Amenhotep III yaitu kumbang.

“Sebenarnya tidak mengherankan, kota setenar Kanaan, yang termaktub dalam sejarah panjang Kerajaan Suci Israel dan Yahudi, memiliki sejarah yang lebih tua dan memainkan peranan penting dalam perkembangan politik masa lampau,” ujar Andrew Vaughn, seorang sarjana Alkitab dan direktur eksekutif di American Schools of Oriental Research.

Seperti pernyataan Vaughn, kota ini diprediksi pernah berjaya di masa emasnya. Tapi sayang, kerajaan ini tak kuasa menahan Romawi yang adidaya, lantas menguburnya dalam timbunan sejarah peradaban dunia. (LiveScience)