Musik (4): Musik Dapat Sembuhkan Stroke

Birgitta Ajeng

Editor

Musik (4): Musik Dapat Sembuhkan Stroke
Musik (4): Musik Dapat Sembuhkan Stroke

Intisari-Online.com - Perkembangan ilmu kejiwaan juga telah memberi tempat bagi musik untuk berperan serta dalam terapi psikologis. "Tapi tidak semua musik tepat untuk semua orang. Kalau orang tidak terbiasa mendengar gamelan lalu disuruh dengar gamelan, dia bukannya rileks malah bisa stres karena tidak ngerti" Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar psikologi Universitas Indonesia.Dalam konteks musik sebagai terapi psikologis, pengetahuan tentang musik yang cocok untuk tiap individu berperan penting untuk keperluan analisa dalam penggunaan musik untuk terapi.Dr. Monty Satiadarma, Rektor Universitas Tarumanegara, Jakarta, memaparkan, jika musik bersifat asosiatif, mampu membangkitkan kenangan masa lampau melalui gugahan ingatan, maka dengan aktivitas musik individu diajak serta menelusuri kehidupan masa lampaunya. Dalam hal ini musik dapat digunakan oleh psikiater dalam proses penyembuhan pasien.Musik bersifat ritmis dapat membantu individu untuk belajar adaptif dengan ritme kehidupan (ritme gerak, mulai yang sederhana hingga kompleks). Jika musik mampu menggugah emosi, maka melalui musik individu dapat mengalami kembali (re-experiencing) pengalaman masa lampau (bukan sekadar mengingat, tetapi mengalami kembali).Studi literatur yang dilakukan Jeremy Nobel dan Heather L Stuckey dari American Journal of Public Health, edisi Februari 2010, memaparkan bahwa musik dapat menenangkan aktivitas saraf dalam otak, mengurangi kegelisahan, dan membantu penyimpanan kembali fungsi efektif dalam sistem kekebalan tubuh terutama melalui kegiatan dari bagian otak yang bernama amygdala dan hipotalamus.Tingkat aktivitas saraf dalam sel inti amygdala berkurang karena efek yang menenangkan dari musik. Efek ini berhubungan dengan sinyal yang dikirim ke bagian lain dari otak. Itu sebabnya musik banyak digunakan untuk terapi, healing, maupun meditasi.Contoh kongkret penggunaan musik untuk terapi kerap dilakukan oleh Djohan Salim penulis buku Psikologi Musik. Salah satunya penyembuhan pasien penderita stroke. Langkah pertama adalah menganalisa jenis musik yang cocok dan disukai si pasien. la melakukan wawancara tentang latar belakang pasien.Menurut dia, musik yang paling cocok adalah yang kerap didengar manusia ketika berumur 0-5 tahun. Itu adalah masa yang paling nyaman untuknya. Kalau diketahui bahwa pasien tersebut menyukai gamelan, misalnya, ia pun menggubah musik dari gamelan dan diperdengarkan di ruangan si pasien. "Setelah tiga bulan, hasil penelitian menunjukkan ada penurunan tingkat kecemasan," kata Djohan.Untuk keperluan terapi, Djohan menuturkan bahwa musik yang digunakan harus benar-benar cocok untuk penderita. Jika diperdengarkan musik yang tidak disenangi atau asing, efeknya bisa jadi negatif.(bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi Mind Body & Soul tahun 2008, ditulis oleh Eulalia Adventi K dengan judul asli “Musik Untuk Kebugaran Jiwa".