Intisari-Online.com -Setiap tahun, sekitar 9.400 anak-anak di AS terluka karena jatuh dari kursi. Meskipun beberapa kursi terdapat pengamanan, para dokter tetap mewanti-wanti, kursi adalah elemen yang sangat berbahaya bagi anak jika tidak digunakan dengan bijak.
Cedera kepala adalah jenis luka yang paling sering terjadi karena kursi tinggi. Setelah itu adalah benjolan dan memar. Rata-rata yang sering mengalami “kecelakaan” kursi tinggi adalah anak-anak dengan umur tiga tahun ke bawah.
“Cukup memprihatinkan. Cedera kepala karena kursi tinggi meningkat mencapai 90% selama kurun 2003 hingga 2010. Apa yang sebenarnya terjadi?” kata Dr Gary Smith, direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Cedera di Nationwide Children’s Hospital, Ohio.
Biasanya, kecelakaan itu terjadi ketika anak sedang mendaki atau berdiri di atas kursi. Kesimpulan yang sementara mengemuka adalah sistem keamanan kursi belum berjalan dengan semestinya. Dr Smith menganjurkan kepada para orangtua agar lebih jeli memperhatikan keamanan kursi yang disediakan untuk anak-anak mereka.
Tak hanya kecelakaan karena kursi tinggi, para peneliti juga memperhatikan banyaknya anak-anak yang jatuh dari kursi tradisional dan kursi anak-anak. Menurut data yang dihimpun, terhadap 40 ribu kasus kecelakaan anak yang berkaitan dengan kursi. Itu sama dengan terdapat empat anak-anak yang jatuh dari kursi per satu jam dalam kurun waktu satu tahun.
Lebih parah lagi, kursi tradisional yang tidak dipersiapkan dengan beragam pengamanan banyak menyebabkan anak-anak mengalami patah tulang, luka, dan juga memar. “Sebenarnya, kursi tinggi tetap lebih aman untuk anak-anak jika penggunaannya tepata dan terus di bawah pengawasan orangtua,” tambah Smith. (livescience.com)