Gunung Pananggungan Simpan Ratusan Situs Peninggalan

Moh Habib Asyhad

Editor

Gunung Pananggungan Simpan Ratusan Situs Peninggalan
Gunung Pananggungan Simpan Ratusan Situs Peninggalan

Intisari-Online.com -Temuan mencengangkan dihasilkan oleh sekelompok peneliti di Gunung Penanggungan, Mojokerto, Jawa Timur. Tim ekspedisi yang berasal dari Universitas Surabaya tersebut sukses mengidentifikasi 116 situs purbakala yang ada disana. Proses identifikasi sendiri berlangsung sejak 2012 lalu.

Perkiraan sementara, ada lebih banyak situs yang belum ditemukan mengingat banyaknya timbunan longsong dan semak belukan yang menutupi daerah tersebut.

Ketua tim ekspedisi Universitas Surabaya (Ubaya), Hadi Sidomulyo, Rabu (15/1), mengatakan, Gunung Penanggungan merupakan kawasan purbakala terkaya di Indonesia yang belum tergali. Ini dimungkinkan karena sejak abad ke-10 hingga ke-16, baik pada masa Kerajaan Mataram Kuno maupun Majapahit, Gunung Penanggungan (1.653 meter) merupakan kawasan spiritual.

Beberapa situs yang ditemukan di Gunung Penanggungan di antaranya situs Gapura Jedong yang berasal dari tahun 926 Masehi, pemandian Jolotundo peninggalan abad ke-10, situs Belahan berupa gapura dan pemandian kuno, Candi Kendalisodo, Candi Merak, Candi Yudha, Candi Pandawa, Candi Selokelir, dan sebagainya.

Ada juga punden berundak, petilasan untuk bertapa, gua, serta situs-situs lainnya.

50an situs belum diidentifikasi

Arkeolog yang membidangi bahasa Jawa kuno dari Universitas Negeri Malang, Ismail Luthfi, yang juga anggota tim mengatakan, diperkirakan masih ada 50 lebih situs yang belum dapat diidentifikasi.

Anggota tim ekspedisi Penanggungan, Kusworo Rahardyan, mengatakan, situs Penanggungan memiliki keunikan. Selain jumlahnya yang banyak dan tersebar di seluruh kawasan, mulai dari puncak, lereng, hingga kaki gunung, arsitektur bangunannya juga berbeda dengan candi yang ada di tempat lain.

”Hampir semua bangunan candi di Penanggungan menempel di lereng dan tebing. Bahkan, beberapa candi sulit dijangkau karena berada di tebing terjal,” ucap Kusworo.

Untuk penyelamatan situs purbakala di Gunung Penanggungan, tim ekspedisi Ubaya mengusulkan dilakukan inventarisasi ulang, pencantuman nomor atau pemberian nama yang jelas bagi situs.